Banyak keluarga tergiur asuransi permanen karena ada nilai tunai, padahal belum tentu sesuai kebutuhan. Michael menegaskan asuransi berjangka umumnya sudah cukup dan lebih murah.
Baca Juga: Sering Minum Kopi Bikin Gigi Kuning, Ini Rekomendasi Pasta Gigi untuk Pecinta Kopi
Ben Lies, pendiri Delphi Advisers, menyebut kombinasi investasi biasa dan asuransi berjangka hampir selalu memberikan hasil lebih baik dibanding mengandalkan polis bernilai tunai.
4. Mengabaikan Detail Polis
Kesalahan berikutnya adalah tidak membaca detail syarat dan ketentuan.
Damsky mengingatkan pentingnya memahami masa berlaku polis, pengecualian penyakit, hingga ketentuan perubahan pekerjaan.
“Jangan hanya percaya pada brosur perusahaan asuransi. Mulailah dari regulator seperti NAIC (National Association of Insurance Commissioners) untuk informasi edukasi,” katanya.
Baca Juga: Manufaktur Indonesia Kembali Ekspansi, PMI Agustus 2025 Tembus 51,5 Poin
5. Tidak Pernah Meninjau Ulang Polis
Asuransi jiwa bukan keputusan sekali beli untuk selamanya. Michael menyarankan pemegang polis meninjau ulang setiap lima tahun atau setelah peristiwa besar seperti menikah, punya anak, atau bercerai.
Dengan menghindari lima kesalahan ini, pakar menilai keluarga dapat memastikan perlindungan tetap relevan dengan kebutuhan.
Sikap proaktif dalam memilih dan mengelola asuransi menjadi kunci untuk menjaga rasa aman finansial jangka panjang.***