Baca Juga: Tangis Nikita Mirzani Pecah di Sidang Eksepsi: Mami Bukan Teroris, Mami Kangen Kalian, Nak
Ia merekomendasikan baterai LFP karena tidak mengandung Nikel dan Kobalt, meskipun densitas energinya belum mampu menyaingi NCM. “Sebaiknya beli EV dengan baterai LFP,” imbuhnya.
Dalam unggahan lainnya, Ridwan membandingkan dua versi baterai yang digunakan oleh mobil listrik asal China, Xpeng X9.
Ia menyoroti perbedaan harga dan jangkauan antara baterai NCM dan LFP.
“Xpeng X9 punya dua pilihan baterai; NCM dan LFP. NCM lebih mahal dan range lebih jauh. LFP lebih murah tapi range lebih pendek. Meski begitu, dimensi dan bobotnya sama sehingga akselerasinya pun sama,” jelas Ridwan dalam postingannya pada 30 Juni 2025.
Baca Juga: IPDN 2025 Dibuka, SEGERA Tinjau Persyaratannya
Fenomena ini menunjukkan bahwa konsumen Indonesia semakin cermat dalam mempertimbangkan pilihan kendaraan listrik, bukan hanya dari sisi harga, tapi juga dampak lingkungan, kinerja baterai, hingga kesiapan infrastruktur.
Pemerintah dan industri otomotif dituntut untuk menjawab tantangan ini agar ekosistem kendaraan listrik di Indonesia benar-benar siap dan berkelanjutan.***