pendidikan

Wamendikdasmen DR. Fajar Riza Ul Haq: Anak Indonesia di Persimpangan Digital, Perlu Dikenalkan Buku Sejak Dini

Selasa, 11 November 2025 | 14:27 WIB
Wamendikdasmen DR. Fajar Riza Ul Haq di pertemuan pembelajaran sebaya yang menghadirkan 34 Fasilitator Daerah (Fasda) dan 180 Relawan Literasi Masyarakat (RELIMA) dari berbagai wilayah Indonesia, Bogor, 11 November 2025. (Yoga Pratama/ASPIRASIKU)

ASPIRASIKU - Wakil Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah, DR. Fajar Riza Ul Haq, M.A., menyoroti persoalan serius dalam dunia pendidikan modern terkait dampak penggunaan gawai (handphone) terhadap anak-anak Indonesia.

Ia mengungkapkan bahwa lebih dari 33 persen anak sudah terpapar penggunaan gawai secara intensif, yang berdampak pada perkembangan sosial mereka.

“Kemampuan membaca bisa melambat, tapi kemampuan digital bisa lebih cepat. Teknologi semacam ini membuat masa depan pendidikan masuk pada persimpangan yang sangat serius,” ujar Fajar dalam pemaparannya di pertemuan pembelajaran sebaya yang menghadirkan 34 Fasilitator Daerah (Fasda) dan 180 Relawan Literasi Masyarakat (RELIMA) dari berbagai wilayah Indonesia, Bogor, 11 November 2025.

Baca Juga: Kepala Perpusnas RI Prof. E. Aminudin Aziz Dorong Sinergi Antar-Kementerian Dukung Gerakan Literasi Masyarakat

Menurutnya, paparan berlebihan terhadap gawai menyebabkan ketimpangan antara kecerdasan intelektual dan pertumbuhan emosi anak.

“Pertumbuhan emosi anak tidak sebanding dengan kecerdasan anak karena kecanduan handphone,” jelasnya.

Ia menekankan pentingnya memperkenalkan anak pada dunia baca dan buku cetak sejak dini.

“Baca buku cetak atau print out jauh lebih baik daripada membaca buku digital. Di luar negeri pun kini tengah diupayakan bagaimana anak-anak bisa kembali dekat dengan buku fisik,” tambahnya.

Baca Juga: Jusuf Kalla Sebut Lahan 16,4 Hektare Miliknya Dicaplok Mafia Tanah, Menteri ATR-BPN Singgung Jadi Momentum ‘Beres-Beres’ Sistem Pertanahan

Namun demikian, Fajar menilai solusi terbaik bukan menolak teknologi sepenuhnya, melainkan mengambil jalan tengah.

“E-book secara teknologi bisa hadir, tapi anak juga sejak usia dini harus dikenalkan dengan buku yang menarik, dengan ilustrasi yang merangsang interaksi,” ujarnya.

Dalam kesempatan itu, Fajar juga mengapresiasi keberadaan komunitas literasi seperti Relawan Literasi Masyarakat (RELIMA) yang dinilai dapat menjadi mitra strategis bagi sekolah dan keluarga.

“Kami sangat terbuka jika RELIMA ingin berkolaborasi dengan Kementerian untuk memperkuat literasi di sekolah," kata dia.

Baca Juga: Pemerintah KajI Pembatasan Game Online Usai Ledakan di SMAN 72 Jakarta

Halaman:

Tags

Terkini