ASPIRASIKU – Di bawah rindangnya pepohonan dan di hadapan megahnya punden berundak Taman Purbakala Pugung Raharjo, suara tawa anak-anak berpadu dengan kisah hangat tentang kasih sayang seorang ibu.
Komunitas NGAJAR (Ngajak Anak Belajar) bersama Relawan Literasi Masyarakat (RELIMA) Perpusnas RI menggelar kegiatan Trip Literasi 2025, Minggu (12/10), yang diisi dengan kegiatan mendongeng dan membaca nyaring buku anak.
Suasana pagi di Punden 6—punden terbesar di kompleks situs purbakala ini—terlihat hidup.
Rumput hijau terbentang luas, dan di kejauhan tampak Kolam Megalitikum yang menambah kesan magis kawasan bersejarah tersebut.
Anak-anak duduk di atas tikar sambil menatap penuh antusias ke arah Kak Yoga Pratama, relawan literasi dari RELIMA Perpusnas RI, yang tampil dengan boneka tangan sebagai media mendongeng.
Masuknya Kak Yoga langsung riuh, adik-adik diajak mengikuti gerakan 'Kalau Kau Suka Hati Tepuk Tangan' dan gerakan itu juga diganti dengan nada 'Kalau Kau Suka Baca Bilang Saya'.
Baca Juga: Calon Praja IPDN Meninggal Dunia Saat Diksarmendispra, Kampus Bantah Ada Kekerasan
Cara ini dilakukan Kak Yoga untuk menarik perhatian para peserta dan membuat para peserta larut dalam kebagian cerita yang akan dibawakan.
Sampai pada waktu memasuki cerita yang sebenarnya, "Hari ini waktunya Nana dan Ibu mencari makan di hutan. Ia sangat bersemangat!" awal cerita yang dibawakan Kak Yoga.
Sementara itu, di sela-sela usai mendongeng dengan media buku seperti membaca nyaring ini Kak Yoga menjelaskan alasan kenapa membaca penuh ekspresi dan menggunakan alat bantu, seperti boneka?
“Kalau membaca disertai ekspresi dan alat bantu seperti boneka, anak-anak lebih mudah memahami pesan dari cerita,” ujar Kak Yoga sambil memainkan boneka tangan yang lucu, membuat anak-anak tertawa riuh.
Dalam sesi membaca nyaring tersebut, Kak Yoga membacakan buku “Sehari Tanpa Ibu”, karya Maharhanie Septi dan Deli Fatmawati, dengan ilustrasi Bella Ansori.