Bandar Lampung, ASPIRASIKU — Bagi para penulis pemula yang sedang mencari ide ingin menulis dan membuat buku apa, coba buatlah konten lokal di wilayah, seperti cerita rakyat.
Penulis sekaligus pelatih literasi, Yoga Pratama, menegaskan bahwa menulis konten lokal bukan sekadar kegiatan menulis, tetapi juga cara untuk melestarikan budaya dan memperkenalkan identitas daerah.
Hal itu ia sampaikan agar konten lokal, berkaitan cerita rakyat, budaya dan identitas daerah dari era pra sejarah bisa dinikmati pembaca di era gen Z dan Alpha.
Baca Juga: MELIHAT Keseruan Kak Yoga RELIMA Perpusnas RI Membaca Nyaring di Taman Purbakala Pugung Raharjo
Menurut Yoga, konten lokal yang bisa ditulis mencakup berbagai bentuk tulisan seperti artikel, cerita pendek, feature, blog, hingga caption media sosial yang mengangkat cerita, tokoh, dan kearifan lokal di suatu daerah.
“Menulis konten lokal berarti ikut menjaga ingatan kolektif masyarakat. Ia bukan hanya karya, tapi juga bentuk cinta terhadap tanah kelahiran,” ujar Yoga, yang juga dikenal sebagai Pemimpin Redaksi Aspirasiku.id Grup dan Founder Komunitas NGAJAR (Ngajak Anak Belajar).
Berkaitan dengan Provinsi Lampung, Yoga menjelaskan bahwa Lampung memiliki banyak potensi cerita yang bisa diangkat menjadi karya.
Beberapa di antaranya adalah Legenda Sumur Putri, Pecinan Telukbetung, alat musik tradisional seperti Gamolan Pekhing dan Serdam, hingga kisah Kampung Tua Rajabasa dan Gunung Betung.
“Kalau kita mau jujur, Lampung ini kaya sekali. Dari cerita rakyat sampai legenda perkotaan, semuanya punya nilai budaya dan moral yang bisa dikembangkan jadi konten kreatif,” tambahnya.
Yoga mencontohkan, cerita rakyat seperti Sumur Putri bisa dikemas ulang dengan sudut pandang modern—misalnya melalui tokoh baru atau alur setelah kisah legenda berakhir.
Baca Juga: Program Pemagangan Batch 2 di PTPN I Regional 2, Yuk Tinjau Persyaratan Lowongan Kerja
Pendekatan ini menurutnya bisa menarik minat generasi muda tanpa meninggalkan akar budaya lokal.
Selain itu, ia menekankan pentingnya penggunaan bahasa sederhana dan struktur naratif yang langsung agar pesan moral dan nilai budaya lebih mudah dipahami pembaca.