Biar Nggak Kebawa Arus! Ketahui Apa yang Dimaksud dengan Azas Konsentris dalam Menyikapi Keberagaman dan Pengaruh Budaya Asing!

photo author
- Rabu, 18 Juni 2025 | 22:18 WIB
Biar Nggak Kebawa Arus! Ketahui Apa yang Dimaksud dengan Azas Konsentris dalam Menyikapi Keberagaman dan Pengaruh Budaya Asing! (Unsplash.com @  Haseeb Jamil)
Biar Nggak Kebawa Arus! Ketahui Apa yang Dimaksud dengan Azas Konsentris dalam Menyikapi Keberagaman dan Pengaruh Budaya Asing! (Unsplash.com @ Haseeb Jamil)

ASPIRASIKU - Dalam era globalisasi yang kian meluas, arus informasi dan budaya asing begitu mudah masuk dan memengaruhi kehidupan masyarakat Indonesia.

Kemudahan akses internet, media sosial, hingga produk budaya global seperti musik, film, dan gaya hidup, semakin memperkuat intensitas pengaruh budaya luar terhadap masyarakat lokal.

Di tengah derasnya arus tersebut, muncul pertanyaan penting: bagaimana kita menyikapi keberagaman dan pengaruh budaya luar dengan bijak tanpa kehilangan jati diri bangsa?

Salah satu prinsip yang relevan untuk menjawab tantangan ini adalah azas konsentris.

Baca Juga: Ini Dia Jawaban Lengkap: Sebutkan Unsur-Unsur Penting dalam Pendidikan Karakter Anak dalam Konsep Catur Pusat Pendidikan Menurut Nyai Ahmad Dahlan

Azas konsentris merupakan sebuah pendekatan yang digunakan untuk menjaga identitas budaya lokal di tengah keberagaman dan interaksi budaya asing.

Secara konseptual, istilah “konsentris” merujuk pada suatu pola atau pendekatan yang berpusat dari inti (pusat) ke luar secara bertahap.

Dalam konteks budaya, pusat tersebut adalah budaya asli atau identitas nasional, sedangkan lapisan-lapisan di luarnya adalah pengaruh dari budaya lain yang datang dari luar.

Melalui pendekatan azas konsentris, budaya asing tidak langsung ditolak ataupun diterima secara utuh, tetapi disikapi dengan prinsip selektif dan adaptif.

Baca Juga: Bukan Sekadar Teori! Pendidikan Budi Pekerti Harus Selaras dengan Nilai-Nilai Pancasila, Ki Hadjar Dewantara Punya Jawabannya!

Artinya, masyarakat didorong untuk terlebih dahulu memperkuat dan memperdalam pemahaman terhadap budayanya sendiri sebelum menerima unsur-unsur budaya asing.

Hal ini sejalan dengan pendapat Koentjaraningrat (2009), seorang antropolog terkemuka Indonesia, yang menyebutkan bahwa modernisasi dan perubahan budaya harus dimulai dari pemahaman dan penghargaan terhadap kebudayaan sendiri.

Azas konsentris juga relevan dalam konteks kebhinekaan di Indonesia. Negara ini dikenal dengan keberagaman etnis, bahasa, agama, dan adat istiadat.

Jika tidak dikelola dengan baik, keberagaman ini bisa menjadi pemicu konflik sosial dan disintegrasi.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Kuncoro

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X