ASPIRASIKU - Dalam dunia pendidikan, tidak ada satu pendekatan yang cocok untuk semua. Setiap peserta didik memiliki latar belakang, pengalaman, kemampuan, dan kebutuhan yang berbeda-beda.
Oleh karena itu, sebagai pendidik, penting bagi kita untuk mampu menyesuaikan materi dan strategi pembelajaran dengan konteks tempat dan kondisi peserta didik berada.
Ini bukan hanya tentang menjadi fleksibel, tetapi juga tentang menjadi relevan dan bermakna bagi mereka.
Salah satu contoh penyesuaian materi dapat dilihat dalam pelajaran Bahasa Indonesia di daerah pedesaan yang mayoritas mata pencaharian orang tuanya adalah petani.
Daripada menggunakan teks bacaan yang membahas kehidupan metropolitan, guru dapat menyisipkan teks naratif atau deskriptif yang mengangkat topik pertanian, seperti proses menanam padi atau cerita tentang pasar tradisional.
Dengan demikian, peserta didik akan lebih mudah memahami isi teks karena dekat dengan realitas mereka sehari-hari.
Strategi pembelajaran pun harus mengikuti konteks. Di sekolah-sekolah yang minim fasilitas teknologi, guru tidak bisa memaksakan pembelajaran berbasis digital sepenuhnya.
Sebagai gantinya, strategi pembelajaran berbasis proyek yang menggunakan alat dan bahan sederhana justru bisa menjadi pilihan tepat.
Baca Juga: Lowongan Kerja PAM Jaya DKI Jakarta Dibuka, CEK Kualifikasi untuk Melamar
Misalnya, dalam pembelajaran IPA tentang daur hidup tanaman, siswa diajak menanam kacang hijau di media kapas.
Aktivitas ini tidak hanya murah dan mudah dilakukan, tetapi juga memberikan pengalaman belajar yang nyata.
Di sekolah dengan jumlah siswa yang cukup besar dan heterogen secara kemampuan, guru bisa menerapkan strategi pembelajaran diferensiasi.
Dalam pembelajaran matematika misalnya, guru membagi siswa ke dalam kelompok berdasarkan kemampuan.