ASPIRASIKU — Proses rekrutmen tenaga pendidik untuk Sekolah Rakyat kini tengah difokuskan dengan mempertimbangkan kualifikasi khusus seperti kemampuan bahasa Inggris dan kesesuaian dengan model pembelajaran berbasis kerakyatan.
Menteri Sosial Saifullah Yusuf (Gus Ipul) menegaskan bahwa setiap calon guru wajib mengikuti pelatihan peningkatan kompetensi sebelum mulai mengajar.
"Setiap calon guru wajib mengikuti pelatihan khusus untuk memastikan kualitas pembelajaran di Sekolah Rakyat," ujar Gus Ipul usai penandatanganan Nota Kesepahaman penyelenggaraan Sekolah Rakyat di Kota Batu, Jawa Timur, Senin (19/5/2025).
Baca Juga: Beasiswa Indonesia Bangkit 2025 Masih Buka Pendaftaran Hingga 31 Mei 2025, Cek Persayratannya!
Direktur Jenderal Perlindungan dan Jaminan Sosial Kemensos, Agus Zainal Arifin, menyebutkan bahwa hingga saat ini sudah ada 63 Sekolah Rakyat yang siap beroperasi pada tahun ajaran baru Juli 2025.
Pemerintah menargetkan sedikitnya 100 Sekolah Rakyat baru didirikan setiap tahun hingga tersedia di setiap kabupaten/kota di Indonesia.
Penerimaan siswa di Sekolah Rakyat bersifat inklusif, dengan prioritas bagi anak dari keluarga miskin ekstrem (desil 1 dan 2).
Baca Juga: Terdapat 3 Prodi di Sekolah Kedinasan STIS, Inilah Prospek Kerja dari Masing-masing Prodi
Proses seleksi hanya menggunakan syarat administrasi, bukan nilai akademik.
"Bagi anak yang teridentifikasi memiliki penyakit menular, akan kami rujuk ke Kementerian Kesehatan untuk mendapatkan perawatan terlebih dahulu," jelas Agus.
Saat ini, 53 lokasi Sekolah Rakyat tengah dalam tahap renovasi. Pemerintah memperkirakan kebutuhan sekitar 1.600 tenaga pendidik, termasuk guru dan kepala sekolah.
Pelatihan intensif akan diberikan kepada para calon guru agar dapat menjamin kualitas pendidikan yang merata dan layak bagi anak-anak kurang mampu di seluruh penjuru negeri.
Program ini menjadi bagian dari komitmen pemerintah dalam menciptakan pendidikan yang adil, merata, dan inklusif melalui pendekatan komunitas berbasis Sekolah Rakyat.***