ASPIRASIKU — Di tengah sejuknya udara Jatinangor, Sumedang, sebuah peternakan sapi perah kecil di bawah nama Nusa Dairy Indonesia menyimpan cerita besar tentang dedikasi, harapan, dan kebanggaan seorang peternak muda bernama Sandi Andriana.
Tak sekadar menggembalakan sapi dan memerah susu, Sandi menjadi salah satu roda penting dalam program nasional Makan Bergizi Gratis (MBG).
Ia tak bisa menyembunyikan rasa harunya saat mengetahui bahwa susu hasil perahannya kini ikut berperan dalam mencerdaskan generasi penerus bangsa.
“Perasaannya sih senang bisa ikut serta, salah satunya mencerdaskan anak-anak terutama dari program pemberian susunya,” ujar Sandi kepada wartawan, Jumat (18/8), sambil sesekali mengamati sapi-sapi yang tengah beristirahat di kandang.
Dari Anak SD hingga Jadi Lulusan Peternakan
Kecintaannya pada dunia peternakan bukan hadir tiba-tiba. Sejak duduk di bangku kelas 4 SD, Sandi sudah terbiasa bergelut dengan sapi perah.
Latar belakang keluarganya sebagai peternak menjadi benih awal yang tumbuh subur hingga ia menempuh pendidikan di Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran, angkatan 2006 dan lulus lima tahun kemudian.
Meski banyak teman seangkatannya memilih jalan kerja kantoran, Sandi justru mantap kembali ke kandang, merawat sapi, dan menekuni usaha yang telah menjadi bagian dari hidupnya sejak kecil.
“Bangga jadi lulusan peternakan sih, walaupun banyak teman-teman lainnya memilih kerja kantoran,” ucapnya sambil tersenyum.
Baca Juga: Ketegaran Paula Diuji, Hotman Paris Pasang Badan Lawan Tuduhan Selingkuh
Program MBG: Harapan Baru Bagi Peternak Lokal
Program MBG membawa angin segar. Bukan hanya untuk anak-anak penerima manfaat, tapi juga bagi para peternak lokal seperti Sandi.
Jika sebelumnya harga susu stagnan di angka Rp7.000 per liter, kini meningkat menjadi Rp10.000.