ASPIRASIKU – Badan Gizi Nasional (BGN) menyebut program Makan Bergizi Gratis (MBG) membutuhkan tambahan anggaran sebesar Rp100 triliun untuk memenuhi target baru yang ditetapkan oleh Presiden Prabowo Subianto.
Dengan tambahan ini, total anggaran MBG akan mencapai Rp171 triliun dari sebelumnya Rp71 triliun.
Menteri Keuangan Sri Mulyani menyambut baik rencana ini, menegaskan bahwa dana tambahan akan memberikan dampak besar bagi masyarakat, terutama dalam meningkatkan perekonomian UMKM di berbagai daerah.
Hal ini ia sampaikan dalam acara BRI Microfinance Outlook 2025 pada Kamis, 30 Januari 2025.
Baca Juga: Insidious 6 Ditunda hingga 2026, Penggemar Harus Bersabar
Sri Mulyani menekankan bahwa MBG adalah program yang memberikan manfaat langsung bagi masyarakat, tidak hanya dalam bentuk asupan gizi tetapi juga dalam menciptakan lapangan kerja.
Program ini melibatkan berbagai pihak, mulai dari penyedia bahan makanan, juru masak, hingga tenaga distribusi dan kebersihan.
“Karena sekolah yang memberikan makan bergizi setiap hari kepada muridnya berarti ada yang harus menyiapkan makanan tersebut, ada yang harus membeli bahannya, ada yang harus memasak, mengantar, mencuci mulai dari sayuran, bahan baku, sampai tempat makannya,” ujar Sri Mulyani.
Menurutnya, program MBG bersifat padat karya (labour intensive) dan memiliki jangkauan luas di seluruh Indonesia.
Dengan keterlibatan UMKM dalam ekosistem MBG, program ini diharapkan dapat mendongkrak perekonomian lokal.
Baca Juga: Daya Tampung UIN Datokarama Palu Pada Penerimaan Mahasiswa Baru 2025 Jalur SPAN-PTKIN
Dukungan Pembiayaan untuk UMKM Mitra MBG
Selain memberikan manfaat gizi, MBG juga mendukung akses pembiayaan bagi UMKM yang menjadi mitra program ini.
Sri Mulyani menyatakan bahwa pelaku usaha yang telah mendapatkan pesanan dari MBG bisa memperoleh kredit untuk modal kerja guna memenuhi permintaan.