ACEH, ASPIRASIKU – Pemerintah pusat bersama pemerintah daerah terus memperkuat operasi tanggap darurat banjir yang melanda 18 kabupaten/kota di Aceh.
Deputi 4 BNPB Jarwansah menegaskan bahwa penanganan bencana berada dalam kondisi terkendali, namun membutuhkan percepatan pada pemulihan akses jalan, distribusi logistik, suplai BBM, dan layanan kesehatan bagi lebih dari 831.124 jiwa pengungsi.
Hingga 9 Desember 2025, BNPB mencatat 391 korban meninggal dunia dan 31 orang hilang. Konsentrasi pengungsi terbesar berada di Aceh Utara, Aceh Timur, dan Aceh Tamiang.
Akses Jalan dan Jembatan Kritis Masih Lumpuh
Sejumlah ruas utama di Aceh masih terputus akibat banjir dan longsor, termasuk jalur KKA–Bener Meriah, Aceh Timur–Pining–Blangkejeren, serta Peureulak–Lokop–batas Gayo Lues.
Baca Juga: BRI Perkuat Inklusi Keuangan Lewat Teras BRI Kapal, Layani Warga Pesisir hingga Kepulauan Terluar
Kerusakan berat ini membuat distribusi bantuan dan evakuasi warga terhambat.
Ruas Meureudu–batas Pidie Jaya/Bireuen serta Bireuen–batas Aceh Utara ditargetkan kembali fungsional pada 12–14 Desember 2025.
Sementara itu, jalur Geumpang–Pameu–Genting Gerbang–Simpang Uning–batas Gayo Lues–Aceh Tenggara diproyeksikan tuntas perbaikan jembatan dan opritnya akhir Desember.
17 Helikopter, 7 Pesawat, 3 Kapal Dikerahkan untuk Jangkau Daerah Terisolasi
Operasi udara, laut, dan darat digencarkan besar-besaran. Armada udara yang dikerahkan mencakup helikopter Caracal, Mi-17, Sikorsky, Bell, serta pesawat Twin Otter dan CN AL.
Baca Juga: Seleksi PPPK BGN Dibuka, CEK Persyaratan dan Formasi yang Tersedia
Seluruhnya digunakan untuk menjangkau desa-desa terisolasi di Aceh Tengah, Bener Meriah, Gayo Lues, Aceh Tamiang, dan wilayah lain yang belum bisa diakses melalui jalur darat.
Di jalur laut, kapal cepat dan kapal SAR memperkuat distribusi logistik. Puluhan truk TNI/BNPB juga terus mengirim bantuan dari berbagai pos logistik provinsi dan kabupaten.