ASPIRASIKU — Kritik terhadap metode pendistribusian bantuan bagi korban bencana di Sumatera memuncak setelah dua tokoh DPR menyoroti praktik penyaluran bantuan dari udara yang dinilai tidak manusiawi dan berpotensi membahayakan warga.
Sorotan ini muncul dalam rapat panas Komisi IV DPR serta melalui pernyataan resmi Ketua DPR RI, Puan Maharani.
Isu bermula dari viralnya video bantuan pangan yang dilemparkan dari helikopter ke lokasi terdampak banjir dan longsor.
Cara ini memicu perdebatan publik, dan kini menjadi perhatian serius para legislator.
Baca Juga: Dompet Dhuafa Lampung Kirim Armada Darling untuk Bantu Penanganan Banjir Besar di Sumatera
Firman Soebagyo: “Bantuan Jangan Dilempar-Lempar dari Helikopter”
Anggota Komisi IV DPR Fraksi Golkar, Firman Soebagyo, mengecam keras praktik penyaluran bantuan yang dinilainya tidak sopan dan bertentangan dengan prinsip kemanusiaan.
Ia menegaskan bahwa pejabat dan petugas lapangan seharusnya memahami sensitivitas korban yang tengah berada dalam kondisi tertekan.
“Saya minta kepada pejabat yang ada di daerah, ketika membantu para korban hendaklah yang sopan,” tegas Firman dalam rapat Komisi IV DPR bersama Menteri Kehutanan Raja Juli Antoni, Kamis, 4 Desember 2025.
Firman menjadikan praktik pelemparan beras dari helikopter sebagai contoh nyata buruknya penanganan bantuan yang viral akhir-akhir ini.
“Tidak perlu memberikan beras dilempar-lempar dari helikopter,” imbuhnya.
Ia juga mengingatkan agar penyaluran bantuan tidak dijadikan ajang pencitraan oleh pejabat.
Menurutnya, bantuan harus diberikan secara langsung dan tulus, bukan melalui pertunjukan simbolik yang tidak perlu.