ASPIRASIKU - Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa memaparkan strategi ekonomi jangka panjang untuk membawa Indonesia mengejar pertumbuhan tinggi dan menembus status negara maju.
Ia menegaskan bahwa target pertumbuhan 8 persen bukanlah tujuan akhir, melainkan batas minimal agar Indonesia dapat menyamai negara-negara berpendapatan tinggi.
Berbicara dalam acara Launching Bloomberg Businessweek Indonesia di Jakarta pada Kamis, 20 November 2025, Purbaya menyampaikan pemikirannya yang merujuk pada teori-teori ekonomi, termasuk gagasan ekonom nasional Sumitro Djojohadikusumo.
“Kalau kita menjadi negara maju, kurang dari 8 persen itu. Kita harus menciptakan pertumbuhan ekonomi double digit selama lebih dari 10 tahun baru ada harapan kita menjadi negara maju,” ujarnya.
Baca Juga: Polda Metro Jaya Bongkar Penyelundupan Besar Pakaian Bekas Impor, 439 Balpres Disita
Perlambatan Ekonomi 2025 dan Gelombang Demo
Dalam paparannya, Purbaya mengulas kondisi ekonomi 2025 yang sempat melambat dan dikaitkan dengan meningkatnya demonstrasi pada Agustus 2025.
Ia menilai pelemahan ekonomi berpotensi memicu instabilitas sosial.
“Kenapa terjadi? Karena ekonomi kita diperlambat entah sengaja entah enggak sengaja, saya enggak tahu,” katanya.
Menurutnya, menjaga momentum pertumbuhan ekonomi penting agar tidak menimbulkan gejolak yang menghambat pembangunan.
Baca Juga: Danantara Ungkap Perkembangan Terbaru Rencana Pembangunan Kampung Haji Indonesia di Makkah
Filosofi ‘Sumitronics’ Jadi Fondasi Kebijakan
Purbaya menjelaskan bahwa strategi ekonomi pemerintah berpijak pada tiga pilar pembangunan ala Sumitro Djojohadikusumo, yang ia sebut sebagai “Sumitronics”.
“Tiga pilarnya adalah pertumbuhan tinggi, pemerataan manfaat pembangunan, dan stabilitas nasional yang dinamis,” tegasnya.