Ia menekankan bahwa arah kebijakan Kementerian UMKM bukan pada praktik imitasi, melainkan transformasi menuju produk yang inovatif dan berdaya saing.
“Yang penting penekanannya bukan di imitasi, tapi pada transformasi — dari produk tiruan menjadi produk yang berkualitas dan orisinal,” tegas Maman.
Sebelumnya, pernyataan Maman dalam sebuah wawancara sempat viral di media sosial setelah menyebut contoh produk lokal dengan nama plesetan seperti “Louis Vuitong” atau “Gucco”.
Ucapan itu dianggap sebagian publik sebagai dorongan untuk membuat produk KW.
Menanggapi hal itu, Maman menegaskan bahwa maksud sebenarnya adalah mendorong kreativitas dan keberanian pelaku UMKM agar tidak kalah bersaing dengan produk impor.
“Ini bukan barang replika. Ini tentang bagaimana kita membangun kreativitas dan strategi bisnis supaya tidak kalah dengan produk impor,” pungkasnya.***