ASPIRASIKU - Pelaksanaan Program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang digagas pemerintah kini tengah menuai sorotan tajam.
Program yang sejatinya ditujukan untuk memenuhi kebutuhan gizi anak sekolah justru memunculkan kekhawatiran publik setelah serangkaian kasus keracunan massal terjadi di berbagai daerah.
Sejumlah orang tua kini waswas terhadap menu yang disajikan oleh dapur MBG atau Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG), menyusul meningkatnya jumlah korban dalam beberapa bulan terakhir.
Pemerintah pun akhirnya menutup 106 dapur penyedia makanan MBG yang dinilai tidak memenuhi standar operasional.
Langkah tegas ini disebut sebagai bentuk tanggung jawab negara terhadap keselamatan jutaan anak penerima manfaat.
Kepala Badan Gizi Nasional (BGN), Dadan Hindayana, mengatakan penutupan dilakukan karena adanya pelanggaran yang berpotensi membahayakan masyarakat.
“Sekarang itu ada 106 yang dihentikan operasionalnya, baru 12 yang kami rilis,” ujar Dadan di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Senin (20/10/2025).
Dadan menambahkan, BGN kini bekerja sama dengan Kementerian Kesehatan untuk memperbarui data keracunan MBG secara real time, yang akan dipublikasikan melalui laman resmi BGN.
Transparansi ini disebut sejalan dengan penyusunan Peraturan Presiden tentang Tata Kelola MBG yang segera diterbitkan.
“Kita usahakan 82,9 juta penerima bisa tercapai hingga akhir tahun 2025. Selambat-lambatnya Februari 2026,” imbuhnya.
Desakan Penutupan Total dan Perbandingan dengan Jepang
Krisis ini juga menarik perhatian publik figur. Chef profesional Ray Janson melalui siniar Ray Janson Radio pada Selasa (21/10/2025), mendesak agar seluruh dapur MBG ditutup sementara hingga ada evaluasi total.