Meski tidak masuk kabinet, Mahfud menegaskan masih bisa memberi kontribusi lewat jalur lain.
Ia memilih bergabung dalam Komite Reformasi Kepolisian yang saat ini tengah disiapkan pemerintah.
Menurutnya, reformasi Polri merupakan agenda besar yang membutuhkan perhatian serius, terutama menyangkut kultur dan praktik internal yang selama ini menjadi sorotan publik.
“Dari diskusi itu, saya hanya menyampaikan konfirmasi satu hal bahwa saya menyetujui seluruh rencana Pak Prabowo untuk reformasi dan saya bisa ikut membantu dalam Tim Reformasi Polri,” ujar Mahfud.
Baca Juga: Israel Murka atas Pengakuan Inggris terhadap Palestina, Ancaman Aneksasi Menguat
Lebih lanjut, Mahfud menyebut ada tiga aspek penting yang harus dibenahi dalam tubuh Polri, yakni aturan, aparat, dan budaya.
Dari ketiganya, ia menilai perubahan kultur sebagai yang paling mendesak.
“Polisi ini kehilangan kultur, budaya pengabdian. Sehingga enggak banyak yang perlu dirombak, karena aturan apapun yang dicari tentang Polri yang bagus itu gimana sih, sudah ada semua di UU,” tegasnya.
Jalan Tengah Kontribusi Mahfud MD
Dengan masuk Komite Reformasi Kepolisian, Mahfud merasa dapat tetap memberi sumbangsih tanpa harus duduk di kursi kabinet.
Baca Juga: Gen Z Guncang Jalanan Dunia: Dari Nepal, Filipina, Hingga Peru, Media Sosial Jadi Senjata Utama
Ia menegaskan pilihan ini lebih sesuai dengan etikanya sekaligus memberi ruang untuk mendorong perbaikan kepolisian secara lebih fokus.
“Nanti kita lihat pada posisi apa, tetapi saya punya beberapa catatan penting kalau mau reformasi Polri sungguh-sungguh,” tukas Mahfud.***