ASPIRASIKU – Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian menyampaikan bahwa inflasi pangan nasional menunjukkan tren penurunan.
Meski harga pangan relatif stabil, ia menegaskan bahwa capaian ini tidak lepas dari berbagai upaya pemerintah, di antaranya melalui pengadaan beras dalam Gerakan Pangan Murah (GPM) dan distribusi Stabilitas Pasokan dan Harga Pangan (SPHP).
“Secara nasional angka inflasi menurun dari 2,37 persen menjadi 2,31 persen (yoy). Penyumbang utamanya adalah komoditas pangan, terutama cabai rawit. Namun ada juga beberapa komoditas yang menurun karena intervensi pemerintah,” kata Tito di Palembang, Jumat (5/9/2025).
Ia memastikan stok cadangan beras nasional berada dalam kondisi aman. Distribusi beras SPHP oleh Perum Bulog disebut berjalan lancar dan mampu menekan harga di berbagai daerah.
“Beras ini komoditas utama rakyat, stoknya cukup banyak. Bulog sudah menjual keluar melalui SPHP dengan distribusi cukup lancar ke berbagai tempat,” jelas Tito.
Tito menambahkan, sebanyak 1,3 juta ton beras SPHP telah disalurkan ke berbagai wilayah. Dengan kualitas yang baik dan harga terjangkau, diharapkan masyarakat bisa mendapatkan akses pangan pokok dengan lebih mudah.
Baca Juga: Tokoh Ekonomi dan Politisi Nasional Arif Budimanta Wafat pada Usia 57 Tahun
“Dengan perintah langsung dari Presiden Prabowo, distribusi beras SPHP digencarkan. Kami harap harga beras yang naik bisa turun, dan yang sudah stabil tetap terjaga,” ujarnya.
Senada dengan Tito, Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman menegaskan bahwa kondisi pangan nasional saat ini relatif stabil.
Ia menilai capaian inflasi yang turun menjadi indikasi bahwa kerja sama lintas kementerian membuahkan hasil.
Baca Juga: Apa Saja Rekomendasi Anda Bagi Guru Agar Praktik Kinerjanya Bisa Meningkat di Kemudian Hari?
“Kami pantau bersama Pak Mendagri, kami kolaborasi untuk menstabilkan harga. Inflasi turun dari 2,37 menjadi 2,31 persen. Ini indikasi bahwa pangan kita stabil, patut kita syukuri,” ujar Amran.
Lebih lanjut, Amran memastikan pemerintah tidak akan melakukan impor beras hingga akhir tahun.