ASPIRASIKU - Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian menyampaikan bahwa inflasi pangan nasional mengalami tren penurunan.
Ia menilai langkah pemerintah menyalurkan beras Stabilitas Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) melalui Bulog menjadi salah satu faktor penting dalam meredam kenaikan harga di masyarakat.
“Secara nasional angka inflasi menurun dari 2,37 persen menjadi 2,31 persen (yoy). Penyumbang utamanya adalah komoditas pangan, terutama cabai rawit. Namun ada juga beberapa komoditas lain yang harganya menurun karena intervensi pemerintah,” ujar Tito dalam keterangan resmi, Jumat (5/9/2025).
Baca Juga: Kisah Oi, Mahasiswa Termuda UGM Lulus S1 di Usia 20 Tahun dengan IPK 3,64
Tito menegaskan stok beras nasional dalam kondisi aman.
Menurutnya, Bulog telah menyalurkan 1,3 juta ton beras SPHP secara merata ke berbagai daerah, sehingga masyarakat bisa membeli beras dengan harga lebih terjangkau.
“Beras ini komoditas utama rakyat. Stoknya cukup banyak. Bulog sudah menjual keluar melalui SPHP dengan distribusi lancar ke berbagai tempat. Dengan beras SPHP makin gencar dilakukan Bulog atas perintah Presiden Prabowo, kami harapkan harga beras di beberapa daerah yang naik bisa turun,” kata mantan Kapolri itu.
Sementara itu, data Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat inflasi year-on-year pada Agustus 2025 berada di level 2,31 persen, dengan deflasi 0,08 persen secara month-to-month.
Baca Juga: Ketua Komisi XI DPR Usulkan Penurunan Tarif PPN Jadi 10 Persen untuk Ringankan Beban Rakyat
Deflasi ini dipicu turunnya harga sejumlah komoditas, seperti tomat, cabai rawit, dan bawang putih.
Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman menambahkan stok beras nasional saat ini diklaim mencapai lebih dari 4 juta ton.
Ia menilai ketersediaan pasokan serta kolaborasi antara pemerintah pusat dan daerah menjadi faktor utama penurunan inflasi pangan.
“Yang terjadi adalah inflasi turun dari 2,37 menjadi 2,31. Ini indikasi bahwa pangan kita stabil. Patut kita syukuri. Tahun ini dengan stok melimpah lebih dari 4 juta ton, Indonesia bisa memenuhi kebutuhan dalam negeri tanpa impor,” pungkas Amran.***