Jakarta, ASPIRASIKU – Kasus dugaan kebocoran data kembali mencuat, kali ini menimpa PT Tiki Jalur Nugraha Ekakurir (JNE).
Sebanyak 81,47 juta data logistik pelanggan diduga bocor atau diretas, kemudian dijual secara terbuka di forum gelap (dark forum).
Informasi ini pertama kali dipublikasikan pada Senin, 11 Agustus 2025.
Unggahan tersebut dibuat oleh pengguna dengan nama “R0m4nce” yang mengklaim memperoleh data pengiriman JNE dari Mei hingga 8 Agustus 2025.
Baca Juga: KPK Geledah Rumah dan Kantor Kemenag Terkait Dugaan Korupsi Kuota Haji 2024 Senilai Rp1 Triliun
Data yang dibocorkan memuat informasi sensitif, seperti nomor resi, nama penerima, alamat lengkap, nomor ponsel, hingga rincian barang kiriman.
“Kami sudah mencoba menghubungi perusahaan JNE, namun tidak ada balasan. Mungkin mereka memilih mengabaikannya, jadi kami memutuskan untuk menjual data di sini,” tulis pelaku di laman darkforums.st yang diakses Rabu, 13 Agustus 2025.
Pelaku mengklaim data tersebut berformat CSV dan JSON, dengan ukuran mencapai 245 GB dalam kondisi tidak terkompresi.
Baca Juga: Tompi Resmi Keluar dari WAMI, Soroti Polemik Perhitungan Royalti LMK
Ia juga menyertakan cuplikan (sample) yang dapat diunduh secara bebas, menunjukkan adanya informasi pribadi yang berpotensi disalahgunakan.
Data itu dijual dengan harga 2.000 dolar AS (sekitar Rp32 juta) untuk seluruhnya. Pelaku juga menawarkan opsi pembelian sebagian data sesuai kesepakatan harga.
Sebelum kabar ini mencuat, sejumlah warganet telah mengeluhkan kasus penipuan yang diduga memanfaatkan data pelanggan JNE.
Baca Juga: Lowongan Kerja Lulusan S1 di PT SUCOFINDO, Paling Lambat 15 Agustus 2025, TINJAU di Sini!
Keluhan itu diunggah melalui akun resmi JNE di X (Twitter).