Jakarta, ASPIRASIKU – Badan Narkotika Nasional (BNN) mengungkapkan keberhasilan operasi besar yang dilakukan bersama Bea Cukai selama periode April hingga Juni 2025.
Sebanyak 285 tersangka kasus narkotika berhasil ditangkap, dengan 10 persen di antaranya adalah perempuan yang mayoritas berstatus sebagai ibu rumah tangga.
Kepala BNN RI, Komjen Pol. Marthinus Hukom, menyampaikan dalam konferensi pers di Kantor Pusat Bea Cukai, Jakarta Timur, pada Senin (23/6), bahwa dari total 285 tersangka, 256 di antaranya adalah laki-laki dan 29 perempuan.
Baca Juga: Naik Gunung karena FOMO: Panggilan Alam atau Sekadar Ajang Validasi?
"Jumlah tersangka yang berhasil ditangkap sebanyak 285 orang yang terdiri dari 256 laki-laki dan 29 perempuan. Atau sebanyak 10 persen dari total tersangka tertangkap yang mayoritas berstatus sebagai ibu rumah tangga," ujar Marthinus.
Lebih lanjut, Marthinus mengungkap bahwa para perempuan tersebut diduga diperdaya oleh jaringan sindikat narkoba untuk menjadi kurir lintas daerah dan antarprovinsi.
“Kalangan perempuan yang tertangkap saat ini diperdaya oleh jaringan sindikat narkoba untuk menjadi kurir narkotika antar pulau dan antar provinsi,” jelasnya.
Baca Juga: Kim Jong Un Murka, Kecam Serangan Amerika Serikat ke Iran, Ancam AS dan Israel Begini...
Dalam operasi yang menyasar tujuh jaringan narkoba ini—empat jaringan domestik dan tiga jaringan internasional yang beroperasi antara Malaysia dan Indonesia—BNN bersama Bea Cukai berhasil mengungkap total 172 kasus.
Adapun total barang bukti yang disita mencapai 683,8 kilogram narkotika berbagai jenis, terdiri dari sabu sebanyak 308 kilogram, ganja 372 kilogram, ekstasi 6.640 butir, THC 179 gram, hashish 104 gram, dan amfetamin 41,49 gram.
Sementara itu, nilai aset hasil tindak pidana pencucian uang (TPPU) yang berhasil diamankan ditaksir mencapai Rp26,1 miliar.
Baca Juga: Mengapa Pendidikan Nilai Menjadi Aspek Penting dalam Sistem Pendidikan Saat Ini? Alasannya...
Marthinus menyoroti keterlibatan perempuan, khususnya ibu rumah tangga, sebagai persoalan serius.
Ia mengimbau agar para perempuan di Indonesia lebih waspada dalam menjalin hubungan sosial, terutama dengan orang yang belum dikenal.