Geger! Dokter Muda di RSHS Perkosa Keluarga Pasien Setelah Dibius, Menkes Soroti SOP RS

photo author
- Senin, 14 April 2025 | 13:37 WIB
Potret Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin saat mengunjungi pabrik Oneject Indonesia terkait pembuatan mesin Hemodialisa dan kantong darah pada 26 Februari 2025 (Instagram/bgsadikin)
Potret Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin saat mengunjungi pabrik Oneject Indonesia terkait pembuatan mesin Hemodialisa dan kantong darah pada 26 Februari 2025 (Instagram/bgsadikin)

Budi juga menekankan bahwa sistem pengambilan dan penyimpanan obat bius sudah diatur dengan ketat di lingkungan rumah sakit.

Obat tersebut seharusnya disimpan di tempat khusus dengan akses terbatas hanya untuk tenaga medis tertentu.

“Prosedurnya itu sudah jelas, siapa yang boleh ambil, di mana harus disimpan. Kalau sampai anak didik bisa dapat, berarti ada yang salah di sistemnya. Harus dicek di mana letak kelalaiannya,” tambahnya.

Ia pun menyatakan belum bisa memberikan jawaban pasti mengenai titik lengah dalam sistem distribusi obat tersebut, namun memastikan bahwa Kementerian Kesehatan akan menyelidiki lebih jauh untuk mencegah kejadian serupa di masa mendatang.

Baca Juga: Tutorial Lengkap Mengikuti SainsIn Try Out Gratis untuk UTBK SNBT 2025

Dalam kesempatan yang sama, Ketua Umum Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI), Slamet Budiarto, turut memberikan komentar atas insiden memalukan ini.

Ia menekankan pentingnya pelaksanaan standar operasional prosedur (SOP) yang ketat dalam pengelolaan obat, terutama jenis anestesi.

Menurut Slamet, pengambilan obat bius seharusnya tidak bisa dilakukan sendirian.

Harus ada pihak lain yang ikut terlibat, entah itu senior, perawat, atau tenaga medis dengan otoritas lebih tinggi, demi menjaga keselamatan pasien dan menghindari penyalahgunaan.

Baca Juga: Panduan Lengkap Cara Login ASN Digital di asndigital.bkn.go.id

Ia juga menegaskan bahwa penting untuk mengetahui secara pasti dari mana pelaku mendapatkan obat bius tersebut.

“Itu menyangkut standar tertinggi dalam keselamatan pasien. Prosesnya harus jelas, transparan, dan tidak boleh ada celah,” ujarnya.

Kasus ini telah menjadi sorotan publik dan memicu keprihatinan mendalam, tidak hanya di kalangan tenaga medis, tetapi juga masyarakat luas.

Banyak pihak mendesak agar investigasi dilakukan secara menyeluruh dan akuntabel, serta mendorong evaluasi menyeluruh terhadap prosedur pengawasan penggunaan obat di rumah sakit pendidikan.

Baca Juga: Tutorial Lengkap! Cara Aktivasi MFA ASN Digital untuk Keamanan Akun

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Kuncoro

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X