Virus HMPV Merebak di Indonesia, Pakar UGM: Mirip Influenza, Risiko Pandemi Rendah

photo author
- Jumat, 10 Januari 2025 | 11:00 WIB
Virus HMPV (Ekaterina Ershova dari Pixabay)
Virus HMPV (Ekaterina Ershova dari Pixabay)

ASPIRASIKU – Virus Human Metapneumovirus (HMPV), yang sebelumnya merebak di China, kini dilaporkan telah ditemukan di Indonesia.

Anak-anak menjadi kelompok yang paling rentan terhadap virus ini.

Menanggapi kabar tersebut, Guru Besar Universitas Gadjah Mada (UGM) di bidang Mikrobiologi Klinik, Prof. dr. Tri Wibawa, Ph.D., Sp.MK, menegaskan bahwa HMPV bukanlah virus baru.

Baca Juga: Contoh Soal Tes Kejiwaan P3K Guru, Lengkap dengan Pembahasan untuk Kisi-kisi

"Virus ini sebenarnya sudah lama beredar di seluruh dunia dan bahkan diyakini hampir semua orang pernah terinfeksi saat masa kanak-kanak. Namun, virus ini baru diidentifikasi dengan jelas pada tahun 2001," jelas Prof. Tri Wibawa dilansir dari laman ugm.ac.id.

Menurut Prof. Tri, HMPV memiliki karakteristik yang mirip dengan SARS-CoV-2, virus penyebab COVID-19, terutama dalam hal infeksi saluran pernapasan.

Virus ini dapat menyebabkan gejala seperti batuk, pilek, hidung tersumbat, bersin-bersin, nyeri tenggorokan, hingga mengi.

Baca Juga: Inilah 10 Jurusan dengan Kelonggaran Persaingan di ITS Pada SNBP 2025? Cek Selengkapnya

Pada individu dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah, infeksi ini dapat berkembang menjadi lebih parah di saluran pernapasan bawah.

"Penularan HMPV juga serupa dengan SARS-CoV-2, yaitu melalui droplet, cairan tubuh, atau kontak langsung dengan penderita. Virus ini bahkan dapat menyerang manusia secara berulang," tambahnya.

Meski demikian, Prof. Tri menegaskan bahwa virus ini secara teoritis tidak menyebabkan penyakit fatal dan pada umumnya dapat sembuh dengan sendirinya, mirip dengan influenza.

Baca Juga: Sawit Bukan Hutan! UGM Kritisi Rencana Pemerintah Perluasan Sawit yang Ancam Biodiversitas dan Kelestarian Hutan

"HMPV tidak berpotensi menyebabkan pandemi, serta risikonya jauh lebih kecil untuk menjadi fatal dibandingkan dengan SARS-CoV-2," kata dia.

"Virus ini lebih sering menyerang anak-anak dan orang dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah," paparnya.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Yoga Pratama Aspirasiku

Sumber: ugm.ac.id

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X