ASPIRASIKU - Suasana debat keempat Pilpres 2024 di Jakarta Convention Center (JCC) menjadi lebih emosional ketika calon wakil presiden nomor urut 2, Gibran Rakabuming Raka, memberikan permintaan maaf kepada Mahfud MD atas pertanyaan sulit yang diajukan.
"Terima kasih Prof. Mahfud untuk evaluasinya saya mohon maaf jika ada kata-kata yang salah," kata Gibran.
Gibran sebelumnya menghadirkan pertanyaan kompleks terkait greenflation, menciptakan momen yang menarik dalam dinamika debat. "Bagaimana cara mengatasi greenflation?" tanya Gibran kepada Mahfud, yang seolah memberikan tekanan dengan pertanyaan tersebut.
Baca Juga: Prabowo dan Gibran 'Sowan' ke Sri Sultan HB X: Menghormati Adat dengan Meminta Izin Masuk Yogyakarta
Di debat sebelumnya, Gibran juga menyajikan pertanyaan sulit tentang Carbon Capture and Storage (CSS), yang membuat Mahfud mengomentari keberatannya terhadap pertanyaan-pertanyaan yang dianggap "receh."
"Sepertinya Prof. Mahfud agak ngambek ya, soalnya saya sudah dua kali memberikan pertanyaan yang sulit, carbon capture , greenflation , selalu dikomenin pertanyaan receh," kata Gibran.
Gibran kemudian melanjutkan untuk menjawab kritik Mahfud terkait impor pangan, khususnya beras, yang dilakukan Pemerintah Indonesia. Dia membahas keadaan impor pada tahun 2023 sebagai respons terhadap fenomena El Nino yang memengaruhi sebagian besar dunia.
Baca Juga: Gibran Skak Gus Imin Atas Isu Nikel RI: Kenapa Promosikan LFP Produk China
"Masalah pangan, masalah impor 2019-2022 kita sebenernya sudah swasembada beras,(tapi) 2023 ada impor karena El Nino, Pak. Dan ini terjadi di sebagian besar di dunia, Pak," kata Gibran.
"Kuncinya sekarang adalah bagaimana kita bisa bekerja sama melakukan ekstensifikasi intensifikasi lahan di tingkat desa hingga tingkat nasional secara efektif," tambahnya.
Gibran juga membela program food estate yang dianggap gagal oleh Mahfud, menyebutnya sebagai program jangka panjang yang memerlukan waktu untuk panen secara maksimal. "Jadi memang yang namanya food estate lahan pertanian itu program jangka panjang, Pak. Jadi tidak bisa dijudge sekali, dua kali panen," jelasnya.
Baca Juga: Drama Debat: Gibran Tantang dengan Inflasi Hijau, Mahfud MD Enggan Jawab
"Jadi memang yang namanya food estate lahan pertanian itu program jangka panjang pak. Jadi tidak bisa di judge sekali, dua kali panen," imbuhnya.
"Panen pertama, kedua, dan ketiga itu pasti tidak pernah sampai 100 persen. Ini yang petani pasti paham. Baru nanti panen keenam, tujuh, delapan baru akan kelihatan seperti apa hasilnya," jelasnya.