ASPIRASIKU – Berbicara tentang nikmat memang tak pernah ada habisnya. Terutama nikmat Allah SWT yang selalu berlaku adil kepada hamba-Nya.
Bagaimanapun cara mensyukuri nikmat Allah SWT di setiap masing-masing orang? Seperti yang tercantum dalam Q.S. Ar Rahman: 13, maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kau dustakan?
Untuk itu cara utama dalam mensyukuri rasa nikmat yang Allah SWT berikan adalah syukuri dan nikmati, dalam apapun keadaan pada hari ini.
Karena pada dasarnya tak akan pernah selesai untuk membahas nikmat Allah SWT. Allah selalu memberikan nikmat-nikmatnya tersebut kepada hamba-hamba-Nya. Tak bisa dihitung, baik jumlah maupun bentuk nikmat tersebut.
Sebagai manusia sejatinya hanya bisa menerima, menjalankan dan mensyukuri nikmat yang diberikan. Namun bahkan ada juga yang mengingkari nikmat yang Allah berikan.
Baca Juga: Doa Dicukupkan Rezeki yang Halal, Dibaca Sebelum Berangkat dan Saat Pulang Kerja
Dalam Al-Qur’an Surat an-Nahl ayat 18 ditegaska, artinya: “Jika kalian menghitung nikmat Allah, niscaya kalian tidak akan mampu menghitungnya. Sungguh, Allah benar-benar Maha Pengampun lagi Maha Penyayang”.
Dikutip dari tulisan Ustadz Sunnatullah, Pengajar di Pesantren Al-Hikmah Darussalam Durjan, Kokop, Bangkalan dari laman Nu.or.id, seperti apa yang dijelaskan Imam Fakhruddin ar-Razi.
Bahwasannya, ketidakmampuan manusia menghitung nikmat yang diterimanya disebabkan semua manfaat dan kenyamanan yang dinikmati oleh tubuhnya, yang digunakan untuk menarik manfaat dan menolak keburukan.
Nikmat yang Allah ciptakan di muka bumi kemudian menjadikan manusia merasa senang, nyaman dan tentram, demikian pula setiap hal yang menjadikan seseorang terhindar dari maksiat, semua itu adalah nikmat.
Artinya semua yang ada di muka bumi ini dan dapat diraih, itu juga termasuk nikmat. Adanya nikmat itu sudah seharusnya membawa kemanfaatan untuk bisa menjadi lebih semangat dalam ketaatan dan mendekatkan diri kepada Allah SWt.
Baca Juga: 7 Amalan Sunnah dan Doa di Hari Jumat Mencontoh Nabi Muhammad SAW
Imam ar-Razi mengatakan: فَثَبَتَ أَنَّ جَمِيعَ مَخْلُوقَاتِهِ سُبْحَانَهُ نِعَمٌ عَلَى الْعَبِيدِ
Artinya, “Maka dipastikan, semua ciptaan Allah subhanâhu wa ta’âlâ adalah nikmat bagi hamba-Nya.” (Fakhruddin ar-Razi, Tafsîr Mafâtîhul Ghaib, [Beirut, Dârul Ihyâ’-it Turâtsi, 1998], juz III, halaman 474).