Sehingga posisi dalilnya adalah dzonniyyu ad-dilalah. Tetapi dua peristiwa itu diyakini telah terjadi oleh para ulama.
Kejadian yang tentu diluar logika manusia. Oleh karena itu disebut dengan mukjizat.
Merupakan sesuatu yang khoriqatun li al-‘adah. Yang luar biasa, yang keluar dari kebiasaan. Dalam hidup ini Allah mempunyai hak untuk menciptakan segala sesuatu.
Tuhan ingin menunjukkan (melalui isra’ dan mi’raj) bahwa Dia itu Maha Kuasa.
Makanya ada Nabi Isa as. yang lahir tanpa seorang ayah. Ada Hawa yang lahir tanpa seorang ibu. Ada Nabi Adam as. yang lahir tanpa ayah dan ibu.
Itu semua menunjukkan bahwa “sebab” bagi Allah bukanlah sebuah keharusan. “Sebab” bagi Allah adalah jaizun fi haqqihi ta’ala.
Merupakan sebuah pilihan, bisa sababun ‘adiyyah maupun ghoiru ‘adiyyah.
Tetapi untuk kenormalan hidup manusia, supaya manusia mempunyai planning yang jelas, supaya hidup ini menjadi jelas.
Maka hidup itu bertumpu kepada sababun ‘adiyyah yang disebut dengan hukum-hukum alam yang terjadi pada kehidupan kita ini.
بَارَكَ اللهُ لِي وَلَكُمْ فِي اْلقُرْآنِ الْعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلآيَةِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْم
إنَّهُ تَعَالى جَوَّادٌ كَرِيْمٌ رَؤُوْفٌ الرَّحِيْمُ.
3. Baca Juga: Valentine untuk Agama Apa? Isi Materi Khutbah Jumat 11 Februari 2022
Sebenarnya valentine untuk agama apa?
Sebagai seorang muslim tanyakanlah pada diri kita sendiri, apakah kita akan mencontohi begitu saja sesuatu yang jelas bukan bersumber dari Islam?
Mari kita renungkan firman Allah s.w.t.: