ASPIRASIKU - Ada beberapa penyebab dari doa yang belum terkabul, salah satunya mungkin sifat yang dimiliki oleh umat muslim.
Dari doa yang belum terkabul, sepatutnya kita mengevaluasi diri mungkin ada dosa, sifat atau perbuatan kita yang membuat doa itu belum terkabul/tertunda.
Diri sini kita bisa mengevaluasi diri, ternyata ada sifat yang membuat doa itu belum terkabul. Sifat apakah itu yang membuat permintaan kita belum terwujud? Simak penjelasan berikut ini.
Baca Juga: TERBARU! Mulai 1 Februari 2022, Ini Harga Eceran Tertinggi Minyak Goreng Curah dan Kemasan
Doa adalah bentuk dari kegiatan religi yang biasa dilakukan umat beragama. Doa merupakan cara kita meminta kepada Allah SWT atas kebutuhan dan keinginan, walaupun ada doa yang belum terkabul dari sekian doa yang kita minta.
Doa merupakan kegiatan rutin kita lakukan seusai kita melaksanakan ibadah-ibadah lain, seperti sholat dsb. Ada dari kita yang bertanya kenapa dari sekian doa kita ada yang terkabul dan ada juga yang belum terkabul.
Perlu kita ketahui doa tertunda itu ternyata ada penyebabnya. Dilansir dari islam.nu.or.id ada salah satu sifat yang membuat doa kita tertunda. Hal ini sangat disayangkan karena kita meminta dengan penuh dan harap kapada Allah SWT namun doa yang dipanjatkan tertunda.
Sifat Egois Yang Membuat Doa Tertunda
Saat berdoa pernahkan kita merasa egois dengan meminta permintaan yang banyak hanya untuk kita atau egois dalam berdoa? Hal ini di bahas dalam sebuah kisah sahabat Nabi terdahulu saat doa berdoa
Suatu kali, ada seorang sahabat berdoa: “Ya Allah, ampuni aku, kasihi aku.”
Seketika saat sahabat tersebut berdoa Nabi Muhammad SAW menegur dengan menepuk pundak nya yang terkesan egois dalam doanya. Dimana sahabat itu hanya meminta di ampuni dan di kasihi untuk dirinya sendiri, sehingga Nabi Muhammad SAW mengatakan dengan sabda nya:
عَمِّمْ فِي دُعَائِكَ، فَإِنَّ بَيْنَ الدُّعَاءِ الْخَاصِّ وَالْعَامِّ كَمَا بَيْنَ السَّمَاءِ وَالْأَرْضِ
Artinya: “Berlakulah luas dalam doamu, sungguh di antara doa yang khusus (untuk diri sendiri) dan doa yang umum (yang mencakup orang lain), terdapat selisih sebagaimana jarak antara langit dan bumi.” (Muhammad Nawawi, Mirqâtu Shu’ûdit Tashdîq fî Syarh Sullamit Taufîq, [Singapura-Jeddah: al-Haramain], halaman 3)
Baca Juga: Edy Mulyadi Batal Diperiksa Bareskrim Polri Karena Mangkir dari Panggilan, Ternyata Ini Alasannya