ASPIRASIKU – Menghidupi Allah yang berkarya adalah tema dalam ibadah Minggu pukul 9.30 di Gereja Kristen Indonesia (GKI) Salatiga, dalam ibadah tersebut dilayani oleh pendeta Eka Setiawan Tejo Kesuma.
Ibadah tersebut mengusung tema “Menghidupi Allah yang Berkarya” dalam ibadah tersebut pendeta Eka Setiawan Tejo Kesuma melalui khotbahnya mengajak warga jemaat GKI Salatiga, supaya mampu menerapkan kasih kepada sesama manusia.
Khotbah pendeta Eka Setiawan Tejo Kesuma sendiri didasarkan pada bagian Alkitab yang terdapat dalam Matius, 11:16-19;25-30 yang menjelaskan mengenai ajakan Yesus sebagai lambang kasih kepada manusia dalam hal ini bagi jemaat GKI Salatiga.
Pendeta Eka Setiawan Tejo Kesuma memulai khotbahnya, dengan memberikan sebuah tulisan yang sering kita baca di belakang sebuah bus, “truk ini memang jelek sopirnya juga jelek yang baca malah tambah jelek”.
Selanjutnya dia juga bertanya kepada jemaat GKI Salatiga, ketika kita sedang di jalan lalu saat beberapa pengemis menghampiri untuk meminta uang, apakah akan diberikan atau tidak? Sebagian menjawab akan memberikan sebagian lagi menjawab sebaliknya.
Dia pun menjelaskan bercerita jika salah satu warga jemaatnya selalu memberi ketika ada pengemis yang meminta, namun ada juga yang tidak sebab melanggar undang-undang yang mengatur mengenai hal tersebut.
Baca Juga: KUNCI JAWABAN! Contoh Soal Tes Diagnostik SMP Kelas 7
Dia kemudian bertanya pula kepada warga GKI Salatiga, ketika jalanan sepi di malam hari dan tiba-tiba ada lampu merah apakah mereka akan berhenti atau lanjut, jawaban yang datang pun beragam pertanyaan-pertanyaan ini menjelaskan mengenai sikap dan cara hidup kita.
Pada setiap kesempatan kita seringkali melanggar aturan lalu lintas yang ada, sama halnya dengan orang-orang Yahudi yang ada pada saat itu yang sudah jelas-jelas tahu Yesus datang dan mengajarkan hal yang baik namun justru mereka abaikan.
Teks Matius menjelaskan bahwa perbandingan sikap Yesus dan Yohanes pembaptis yang tidak makan dan minum, tetapi Yesus justru makan dan minum bersama kaum pemungut cukai yang dianggap sebagai kaum berdosa oleh kaum elit agama.
Yesus datang menunjukan keberpihakan kepada kaum yang terpinggirkan oleh keadaan sosial saat itu, seperti pemungut cukai perempuan bahkan orang-orang yang sakit, sebagai bentuk cinta kasih Allah Bapa kepada umat-Nya.