BNPB mengonfirmasi bahwa 100 ton logistik—mulai dari beras, mi instan, toilet portabel, alat penjernih air, hingga mobil dapur umum—telah mulai masuk ke Tapanuli Tengah dan Sibolga melalui jalur laut.
Baca Juga: Detik Terakhir Gary Iskak: Pinjam RX King karena ‘Kangen’, Berakhir Kecelakaan Tragis di Bintaro
“Mudah-mudahan kegelisahan masyarakat yang terisolir bisa pulih karena logistik sudah masuk,” kata Suharyanto.
Sinyal komunikasi juga mulai membaik. Di Tapanuli Tengah, sejumlah titik pengungsian telah dipasangi Starlink dan sinyal seluler kembali muncul secara terbatas.
Sementara itu, listrik masih menjadi kendala karena banyak tower dan gardu PLN roboh.
PLN meminta bantuan helikopter untuk mempercepat perbaikan agar pasokan listrik bertahap kembali normal.
Baca Juga: Medan Tetapkan Status Tanggap Darurat Banjir, 1.829 Warga Mengungsi dan Isu Kelangkaan BBM Mengemuka
Pembersihan Rumah Mulai Dilakukan
Setelah cuaca membaik dalam dua hingga tiga hari terakhir, warga di Tapanuli Tengah dan Sibolga mulai membersihkan rumah mereka dari lumpur.
“Sibolga dan Tapanuli Tengah parah, tapi tidak lumpuh,” ujar Suharyanto. “Sekarang rumah-rumah sudah dibersihkan lumpurnya.”
BNPB memastikan penanganan darurat terus berjalan dan fokus utama masih berada pada wilayah yang terdampak paling berat, terutama Tapanuli Selatan yang luluh lantak akibat hantaman kayu gelondongan.***