BANYUWANGI, ASPIRASIKU — Pihak pemilik Kapal Motor Penyeberangan (KMP) Tunu Pratama Jaya akhirnya angkat suara terkait insiden tenggelamnya kapal di Selat Bali pada Kamis, 4 Juli 2025, dini hari WIB.
Dalam konferensi pers yang digelar Sabtu (5/7) di Pelabuhan Ketapang, Banyuwangi, perwakilan perusahaan menyampaikan permintaan maaf dan belasungkawa atas tragedi yang menelan sedikitnya enam korban jiwa dan puluhan lainnya masih dinyatakan hilang.
Perwakilan PT Raputra Jaya—nama baru dari PT Pasca Dana Sundari—Ulumudin, mengungkapkan rasa duka mendalam atas kejadian yang menimpa kapal milik perusahaannya.
“Pertama dan utama, kami menyampaikan permohonan maaf yang sedalam-dalamnya atas kejadian ini. Kami sangat berduka atas musibah yang menimbulkan korban jiwa,” ucap Ulumudin di hadapan awak media.
Ia menegaskan bahwa keselamatan penumpang adalah tanggung jawab utama perusahaan selaku operator pelayaran.
Menurutnya, insiden ini akan menjadi bahan evaluasi serius untuk memperbaiki sistem keamanan di masa mendatang.
Baca Juga: 6 Calon Dubes RI Jalani Uji Kelayakan, Termasuk Adik Luhut dan Mantan Menko Kemaritiman
“Sebagai operator pelayaran, kami menyadari sepenuhnya bahwa keselamatan dan keamanan penumpang adalah tanggung jawab utama kami,” lanjutnya.
Namun, Ulumudin belum dapat memberikan keterangan rinci mengenai penyebab pasti kecelakaan, termasuk ketidaksesuaian antara jumlah manifes dengan jumlah korban.
Ia menyatakan pihak perusahaan masih menunggu hasil investigasi resmi dari pihak berwenang.
“Saya belum bisa menjelaskan saat ini,” ujarnya singkat saat ditanya soal detail manifes dan kemungkinan kelalaian teknis.
Baca Juga: Kisah Soraya Dapat Kuliah Gratis Lewat Prestasi dan Doa, dari Warung Kecil di Medan ke FEB UGM
KMP Tunu Pratama Jaya tenggelam saat melakukan pelayaran dari Pelabuhan Gilimanuk, Bali menuju Pelabuhan Ketapang, Banyuwangi.