ASPIRASIKU - Kasus kematian Anna Sebastian Perayil, karyawan baru Ernst & Young (EY) India, tengah menjadi sorotan publik dan memicu perdebatan tentang budaya kerja berlebihan di negara tersebut.
Anna, yang baru empat bulan bekerja sebagai akuntan publik di EY, dilaporkan meninggal dunia pada Juli 2024 dengan dugaan kuat akibat kelelahan kerja.
Kronologi dan Latar Belakang
Anna Sebastian Perayil, seorang chartered accountant (CA) yang baru bergabung dengan EY India, dikenal sebagai anak berprestasi sejak kecil.
Baca Juga: Intip Kedatangan iShowSpeed di Indonesia Ngapain Aja? Dari Kota Tua Hingga Keseruan di Bali
Namun, kariernya yang menjanjikan berakhir tragis setelah hanya empat bulan bekerja di perusahaan tersebut.
Ibunda Anna, Anita Augustine, mengungkapkan bahwa putrinya sering mengeluhkan beban kerja yang membuatnya stres.
Dalam surat yang dilayangkan kepada pimpinan EY, Anita menggambarkan rutinitas kerja Anna yang sangat berat:
Baca Juga: Ancaman Sesar Garsela, Bom Waktu Gempa yang Mengintai Jawa Barat: WASPADA! Ini 6 Langkah Mitigasinya
"Menuntut anak baru dengan kerja yang berat, membuat mereka kerja setiap siang dan malam, bahkan Minggu, tidak ada keringanan sama sekali," tulis Anita dalam suratnya.
Tanggapan EY
Menanggapi tudingan tersebut, CEO EY India, Rajiv Memani, membantah bahwa kematian Anna disebabkan oleh kelelahan kerja. Dalam pernyataannya pada Kamis, 19 September 2024, Memani menegaskan:
"Anna bekerja dengan kami baru empat bulan. Dia diberi pekerjaan seperti pegawai lainnya. Kami tidak percaya tekanan pekerjaan bisa merenggut nyawanya."
Baca Juga: Bagaimana Cara Menghitung Pendapatan Faktor Produksi Neto Luar Negeri, Ini Penjelasannya