ASPIRASIKU – Rumah Sakit al-Shifa yang merupakan rumah sakit terbesar di Gaza dan menjadi tempat berlindung ribuan orang telah diserang oleh tentara Israel.
Para dokter di Rumah Sakit al-Shifa menyatakan kengeriannya atas kejadian yang mereka alami dalam seminggu terakhir.
Dr. Mads Gilbert yang bekerja di Rumah Sakit Al-Shifa menyatakan bahwa serangan militer Israel tersebut adalah “serangan yang belum pernah terjadi sebelumnya terhadap masyarakat sipil” di “masa paling gelap dalam sejarah modern” yang dibenarkan oleh Barat atas dasar “rasisme yang mengakar dan menakutkan”.
“Anda tidak melakukan hal-hal itu kepada orang yang Anda anggap setara.” Ujar Dr. Gilbert yang merupakan seorang dokter Norwegia.
Dr. Gilbert telah menghabiskan waktu berminggu-minggu di Kairo hanya untuk mencoba masuk ke Gaza untuk membantu rekan-rekannya, meski ia tidak mendapatkan izin itu.
Ia juga menyatakan bahwa “Penduduk sipil Gaza (tidak) melakukan kesalahan apa pun selain terlahir sebagai warga Palestina di Gaza.”
Baca Juga: Contoh Soal UAS Matematika Kelas 3 SD Serta Kunci Jawaban yang Harus Kamu Pelajari
Menurutnya, impunitas Israel telah mencapai tingkatan yang baru, dan membuat “kita semua tenggelam dalam jurang pengabaian terhadap kehidupan manusia.”
Otoritas Palestina telah mengecam serangan itu sebagai pelanggaran hukum internasional. Dalam sebuah laporan menunjukkan pasukan Israel telah memerintahkan semua pemuda di halaman rumah sakit untuk menyerah.
Pasukan Israel menginterogasi banyak pria Palestina yang beberapa diantaranya ditahan dalam keadaan sangat tidak manusiawi dan mata ditutup.
Israel mengklaim Hamas menjalankan pusat komando di bawah al-Shifa, meski Hamas dan pejabat rumah sakit telah membantah tudingan tersebut.
Ketika Democracy Now! mewawancarai dr. Ahmed al-Mokhallati, seorang ahli bedah plastik di al-Shifa, tank Israel tengah berada di dalam kompleks rumah sakit itu.