ASPIRASIKU – Hingga saat ini perang Hamas melawan Israel masih berlanjut dan Aspirasiku akan melansir dari Al Jazeera mengenai analisis taktik perang Hamas.
Al Jazeera menyebut ini sebagai perang asimetris dan biasanya lebih berbahaya dibandingkan perang antar pasukan biasa.
Perang asimetris modern ini ditunjukkan oleh pertempuran di Gaza antara pejuang Hamas dengan tentara Israel.
Jika saatnya pertempuran berakhir, hal itu akan menjadi pembelajaran oleh para ahli strategi dan ahli taktik.
Istilah “perang asimetris” ini sebenarnya telah digunakan kurang dari 60 tahun, namun konsepnya sudah ada jauh sebelum itu.
Awalnya taktik ini menunjukkan konflik antara lawan yang sangat berbeda, sering kali menggambarkannya sebagai situasi perlawanan David vs Goliath (Daud vs Jalut).
Baca Juga: Gaza Hari Ini Masih Membara, Ternyata Israel Juga Teror Hebron dan Memenjarakan Penduduknya
Dalam konflik seperti di Palestina, para pejuang yang berperang tidak diakui sebagai kombatan yang “tepat” sehingga mereka tidak dapat dilindungi oleh konvensi dan hukum perang internasional.
Sementara tentara reguler akan menggunakan senjata dan taktik yang mungkin menyalahi hukum dalam “perang yang sebenarnya”.
Dalam situasi yang rumit ini tidak mungkin untuk menuduh pihak mana yang memulai dengan praktik-praktik perang yang tidak dapat diterima.
Gerakan perlawanan juga menunjukkan tindakan-tindakan yang ilegal, hal tersebut dilandasi sebuah alasan karena mereka tidak diakui sebagai pihak yang setara.
Dalam setengah abad terakhir ini banyak terjadi perang, baik perang sipil maupun perang lainnya, bersifat asimetris seperti perang Vietnam, Afghanistan, Kosovo, Sri Lanka, dan Suriah.