ASPIRASIKU - Kepala Eksekutif Tesla Elon Musk menyebut bahwa resesi 2023 bisa berlangsung sampai tahun 2024.
Sebelumnya salah seorang warganet bertanya kepada Elon Musk mengenai resesi yang digandang-gandang akan melanda dunia.
Kemudian Elon Musk menawab bahwa ia memperkirakan resesi bisa terjadi hingga musim semi tahun 2024.
"Hanya menebak, tapi mungkin sampai musim semi '24," kata Musk di Twitter, ketika seorang pengguna bertanya berapa lama resesi berlangsung, dikutip Aspirasiku pada Minggu, 23 Oktober 2022.
Sementara, melansir situs resmi Bank Dunia, mayoritas bank sentral di seluruh dunia telah menaikkan suku bunga di tahun ini.
Dengan tingkat singkronitas yang melebihi selama lima dekade terakhir, tren ini kemungkinan akan berlanjut hingga tahun depan.
Baca Juga: Kumpulan Link Twibbon Ucapan Hari Dokter Indonesia Pilihan untuk 24 Oktober 2022
Itu artinya, menurut laporan tersebut, dunia kini sedang semakin masuk dalam pusaran ekonomi yang sulit.
Pasalnya upaya penaikan suku bunga dan tindakan kebijakan negara untuk menstabilkan ekonomi di wilaya tertentu tidak cukup membawanya kembali ke situasi ekonomi sebelum pandemi.
Bahkan, investor mengharapkan bank sentral menaikkan suku bunga kebijakan moneter global hingga hampir 4 persen hingga 2023. Peningkatan yang lebih dari 2 poin persentase di atas rata-rata tahun 2021.
Jika ini disertai dengan tekanan pasar keuangan, pertumbuhan PDB global akan melambat menjadi 0,5 persen pada 2023—kontraksi 0,4 persen dalam istilah per kapita yang akan memenuhi definisi teknis dari resesi global.
“Pertumbuhan global melambat tajam, dengan kemungkinan perlambatan lebih lanjut karena lebih banyak negara jatuh ke dalam resesi. Kekhawatiran mendalam saya adalah bahwa tren ini akan bertahan, dengan konsekuensi jangka panjang yang menghancurkan orang-orang di pasar negara berkembang dan ekonomi berkembang,” kata Presiden Grup Bank Dunia, David Malpass, dilansir Aspirasiku pada Selasa, 18 Oktober 2022.
Menurutnya, untuk mencapai tingkat inflasi yang rendah, stabilitas mata uang dan pertumbuhan yang lebih cepat, para pembuat kebijakan dapat mengalihkan fokus mereka dari mengurangi konsumsi ke meningkatkan produksi.