ekonomi-bisnis

Gelap Ruang Jiwa, UMKM Aksesori Karya Anak Bangsa yang Bersinar Lewat Dukungan BRI

Senin, 7 April 2025 | 10:33 WIB
BRI Bantu Pengusaha UMKM Aksesori Gelap Ruang Jiwa Ini Dapatkan Akses Pasar di Kancah Global (Dok. BRI)

ASPIRASIKU — Komitmen PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI dalam mendorong pemberdayaan UMKM kembali terlihat nyata dalam gelaran BRI UMKM EXPO(RT) 2025.

Salah satu pelaku usaha yang turut mencuri perhatian adalah Gelap Ruang Jiwa, sebuah bisnis aksesori unik yang digawangi oleh Runa, alumni Institut Teknologi Bandung (ITB).

Berdiri sejak 2019, Gelap Ruang Jiwa lahir dari kecintaan Runa terhadap mata kuliah fashion aksesori yang membawanya pada eksplorasi berbagai material dan teknik.

Baca Juga: UGM Copot Dosen Pelaku Kekerasan Seksual di Fakultas Farmasi

Ia pun jatuh hati pada proses kreatif di balik pembuatan aksesori yang akhirnya mengantarkannya merilis koleksi perdana pada tahun yang sama.

Yang membedakan produk Gelap Ruang Jiwa dari brand lainnya adalah penggunaan material tidak biasa, seperti perunggu, sampah plastik, hingga sisa kabel.

Perunggu sendiri dipilih karena bisa memberikan warna silver yang khas serta biaya produksinya relatif efisien.

Baca Juga: Gebrakan Kemensos, Dua Sekolah Rakyat Gratis di Magelang Siap Tampung Anak Miskin dan Miskin Ekstrem

“Hasil kerajinan kami memiliki bentuk yang sudah menjadi ciri khas, yakni abstrak sekaligus bertekstur,” jelas Runa.

Dibanderol mulai dari Rp300 ribu hingga Rp3 juta, bisnis ini kini berhasil mencatat omzet bulanan mencapai Rp80 juta hingga Rp200 juta.

Meski masih berskala lokal, Gelap Ruang Jiwa telah mendapat permintaan dari luar negeri, seperti Singapura dan Malaysia, dan siap memperluas pasar ekspor lewat berbagai pelatihan dan jaringan yang difasilitasi BRI.

Baca Juga: Unici Songket Silungkang, Usaha Tenun Asal Sumatera Barat yang Jadi Warisan Budaya Menembus Pasar Dunia Berkat Inovasi dan Dukungan BRI

Salah satu tantangan utama yang dihadapi Runa adalah menjaga kualitas dalam proses produksi yang dilakukan secara manual.

Untuk itu, ia menerapkan quality control ketat dan membuka peluang bagi lebih banyak pengrajin lokal agar bisa turut terlibat, sekaligus menciptakan lapangan kerja baru.

Halaman:

Tags

Terkini