ASPIRASIKU - Suara riuh tawa anak-anak pecah di aula Balai Desa Temajuk, Kabupaten Sambas, Kalimantan Barat.
Di sudut paling utara Indonesia yang langsung berbatasan dengan Malaysia itu, ratusan siswa dari SDN 16 dan 19 Temajuk larut dalam alur cerita yang dibawakan oleh pendongeng asal Lampung, Jarwo Songha.
Selama enam hari, Jumat hingga Rabu (15–20/8/2025), Jarwo hadir bersama Solidaritas Erlangga dalam program Giat Literasi Keliling Nusantara.
Baca Juga: Cukai Minuman Berpemanis dalam Kemasan Resmi Berlaku Mulai 2026
Kegiatan ini menyapa sekitar 200 siswa di perbatasan, menghadirkan dongeng yang bukan sekadar hiburan, tetapi juga menanamkan nilai kebangsaan.
Di atas panggung sederhana, Jarwo berkisah tentang Ucil, seorang anak kecil yang hidup di tapal batas Indonesia.
Ucil gemar berbelanja dengan rupiah, bangga berbahasa Indonesia, dan yang paling utama—bangga menjadi bagian dari Bangsa Indonesia.
Baca Juga: Reed Diffuser, Pilihan Harumkan Ruangan Sekaligus Percantik Interior, Ini Rekomendasinya
“Tema cinta Tanah Air sangat cocok untuk anak-anak di perbatasan. Mereka begitu antusias mendengarkan dan ikut larut dalam kisah Ucil. Kehadiran kami di sini disambut hangat,” ujar Jarwo, matanya berbinar saat menceritakan pengalamannya.
Membawa Literasi ke Pelosok Negeri
Solidaritas Erlangga, yang menjadi mitra perjalanan Jarwo, menegaskan bahwa kegiatan ini bukan sekadar roadshow biasa.
Atika Permata, Koordinator Solidaritas Erlangga, menjelaskan bahwa program mendongeng di daerah pelosok merupakan bentuk kepedulian agar anak-anak Indonesia di mana pun berada tetap merasakan perhatian.
“Kami datang ke daerah-daerah yang jarang tersentuh kegiatan literasi. Anak-anak bukan hanya terhibur, tetapi juga mendapatkan pesan kebangsaan lewat dongeng. Harapan kami, dari dongeng sederhana lahir kecintaan yang kuat pada Indonesia,” jelas Atika.