Sir Arthur Conan Doyle, Pencipta Sherlock Holmes yang Warisannya Tetap Abadi

photo author
- Sabtu, 16 Agustus 2025 | 09:20 WIB
Sir Arthur Conan Doyle, penulis buku detektif terbaik sepanjang masa berjudul “Sherlock Holmes”. (X.com/BoylanRoger)
Sir Arthur Conan Doyle, penulis buku detektif terbaik sepanjang masa berjudul “Sherlock Holmes”. (X.com/BoylanRoger)

ASPIRASIKUSir Arthur Conan Doyle, penulis buku legendaris yang dikenal lewat tokoh detektif cerdas Sherlock Holmes, tetap menjadi ikon sastra dunia lebih dari satu abad sejak karakter itu diciptakan.

Meski Doyle wafat pada 7 Juli 1930 di Crowborough, Sussex, Inggris, karya dan warisannya masih hidup di hati para pembacanya hingga kini.

Selain Sherlock Holmes, Doyle menelurkan berbagai karya, baik fiksi, non-fiksi, maupun puisi.

Beberapa karya terkenalnya di luar seri Holmes antara lain The Mystery of Cloomber (1889), The Stark Munro Letters (1895), dan The Great Boer War (1900).

Baca Juga: Susu Nabati Kian Jadi Pilihan Utama, Peluang Bisnis Menggeliat dari Kafe hingga UMKM

Kepiawaiannya merangkai kisah membuatnya mampu memikat pembaca lewat misteri yang menantang logika hingga narasi sejarah yang kaya nuansa.

Salah satu kutipan terkenalnya yang menjadi pegangan banyak orang berbunyi, "When you have eliminated all which is impossible, then whatever remains, however improbable, must be the truth" (“Ketika Anda telah menghilangkan semua hal yang tidak mungkin, maka apa pun yang tersisa, betapapun tidak mungkinnya, pastilah kebenaran”).

Doyle lahir dengan nama lengkap Sir Arthur Ignatius Conan Doyle pada 22 Mei 1859 di Edinburgh, Skotlandia.

Baca Juga: PKM FISIP Unila Latih Pegiat TBM Bandar Lampung Kuasai Advanced Search Google

Sejak kecil ia telah akrab dengan seni dan sastra, meski awalnya menempuh pendidikan di bidang yang jauh dari dunia menulis.

Pendidikan formalnya dimulai di sekolah Jesuit di Lancashire pada 1868, dilanjutkan di Feldkirch, Austria, sebelum kembali ke Edinburgh.

Tak hanya berkontribusi di dunia sastra, Doyle juga berjasa di bidang kemanusiaan.

Pada 1902, ia dianugerahi gelar bangsawan “Sir” atas dedikasinya, termasuk peran pentingnya di rumah sakit Bloemfontein, Afrika Selatan, selama Perang Boer.

Baca Juga: Mobil Listrik BYD Song Plus EV Disambar Petir Tiga Kali, Pengemudi Selamat

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Yoga Pratama Aspirasiku

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X