Bogor, ASPIRASIKU – Penyakit mastitis masih menjadi momok tersembunyi bagi dunia peternakan sapi perah di Indonesia.
Dosen Fakultas Peternakan IPB University, Dr Iyep Komala, mengungkapkan bahwa mastitis tidak hanya berdampak pada kesehatan hewan, tetapi juga berpotensi menyebabkan kerugian ekonomi besar bagi peternak serta menurunkan kualitas produksi susu.
“Mastitis adalah peradangan pada jaringan ambing sapi yang umumnya disebabkan oleh infeksi bakteri. Gejalanya meliputi pembengkakan, kemerahan, dan perubahan warna serta tekstur susu,” ujar Dr Iyep dalam video edukatif yang tayang di kanal YouTube IPB TV.
Penyebab Utama: Lingkungan dan Manajemen Buruk
Menurut Dr Iyep, penyebab utama mastitis berasal dari bakteri yang berkembang di lingkungan kandang yang tidak bersih.
Faktor lain yang memperburuk kondisi antara lain adalah manajemen peternakan yang buruk, stres pada sapi, perlakuan kasar, perubahan pakan yang tidak tepat, serta kuku sapi yang terlalu panjang saat proses pemerahan.
“Tanda-tanda sapi terkena mastitis cukup jelas, seperti menurunnya nafsu makan dan ketidaknyamanan. Jika tidak segera ditangani, infeksi ini bisa menyebabkan kerusakan permanen pada ambing,” jelasnya.
Baca Juga: BRI Perkuat Ekosistem UMKM Lewat Program Klasterku Hidupku, Sudah Berdayakan 41 Ribu Klaster Usaha
Dampak Serius pada Kualitas Susu
Selain menurunkan produktivitas, mastitis juga menyebabkan penurunan kualitas susu secara drastis.
Susu yang berasal dari sapi penderita mastitis bisa mengandung bakteri patogen berbahaya bagi manusia jika tidak diproses dengan baik.
Pengobatan: Antibiotik dan Herbal
Dr Iyep memaparkan dua metode utama dalam mengobati mastitis, yaitu dengan antibiotik dan bahan alami.