ASPIRASIKU - Apa yang mungkin terjadi apabila tidak ada panduan untuk berperilaku bagi profesi tertentu?
Dalam dunia profesional, kode etik bukan sekadar formalitas—ia menjadi fondasi utama dalam membentuk perilaku, sikap, dan tanggung jawab para pelaku profesi.
Tanpa panduan perilaku yang jelas, profesi apa pun, mulai dari tenaga kesehatan, pendidik, hingga aparat hukum, rentan terjerumus ke dalam tindakan yang menyimpang dari nilai-nilai moral dan kepentingan publik.
Baca Juga: Apa yang Menjadi Tanggungjawab Guru dalam Kaitannya dengan Ilmu Pengetahuan Sesuai Kode Etik Guru?
Ketiadaan pedoman etis dapat membuka celah bagi penyalahgunaan wewenang, konflik kepentingan, dan penurunan standar pelayanan.
Hal ini tak hanya merugikan individu atau institusi, tetapi juga mengikis kepercayaan masyarakat terhadap profesi tersebut.
Misalnya, guru yang tidak berpegang pada kode etik pendidikan bisa bersikap sewenang-wenang, atau seorang dokter tanpa etika bisa mengabaikan keselamatan pasien demi keuntungan pribadi.
Baca Juga: Jokowi Disangka Idap Penyakit Langka, Richard Lee: Saya Lihat Itu...
Lebih jauh, profesi yang tak diatur oleh norma perilaku berisiko kehilangan arah dan tujuan sosialnya.
Profesionalisme dapat tergantikan oleh kepentingan pribadi, menyebabkan kekacauan dalam pelaksanaan tugas, serta melemahkan sistem kerja yang seharusnya mengedepankan integritas dan keadilan.
Untuk itu, penting bagi setiap profesi memiliki kode etik yang menjadi acuan moral dan hukum dalam menjalankan perannya.
Baca Juga: Dari Video Saja, Richard Lee Langsung Duga Penyakit Serius pada Jokowi, Ini Katanya...
Tanpa pedoman tersebut, dunia kerja bisa kehilangan kualitas, kepercayaan, dan tujuan mulianya dalam melayani masyarakat.
Jika tidak ada panduan untuk berperilaku bagi profesi tertentu, maka beberapa dampak serius dapat terjadi, baik bagi individu, masyarakat, maupun profesi itu sendiri.
