Menguak Sejarah! Bagaimana Dampak Kolonialisme terhadap Perkembangan Budaya Indonesia yang Tak Terlupakan?

photo author
- Rabu, 11 Juni 2025 | 07:17 WIB
Menguak Sejarah! Bagaimana Dampak Kolonialisme terhadap Perkembangan Budaya Indonesia yang Tak Terlupakan? (Pixabay/Makalu)
Menguak Sejarah! Bagaimana Dampak Kolonialisme terhadap Perkembangan Budaya Indonesia yang Tak Terlupakan? (Pixabay/Makalu)

 

ASPIRASIKU - Kolonialisme merupakan salah satu fase penting dalam sejarah bangsa Indonesia yang membawa dampak besar, tidak hanya dalam bidang politik dan ekonomi, tetapi juga dalam perkembangan budaya.

Kedatangan bangsa-bangsa Eropa seperti Portugis, Belanda, dan Inggris ke Nusantara telah memunculkan interaksi budaya yang kompleks.

Proses penjajahan yang berlangsung selama ratusan tahun ini meninggalkan jejak mendalam yang masih terasa hingga kini.

Salah satu dampak utama kolonialisme terhadap budaya Indonesia adalah masuknya unsur budaya asing ke dalam kehidupan masyarakat.

Baca Juga: Ini Awal Cerita Remaja Cirebon Nyaris Akhiri Hidup karena Putus Sekolah, Hingga Akhirnya Dijadikan Anak Asuh Dedi Mulyadi

Dalam masa penjajahan, bangsa kolonial membawa serta bahasa, agama, sistem pendidikan, gaya arsitektur, dan cara hidup mereka.

Budaya Eropa mulai menyatu secara perlahan dengan budaya lokal melalui institusi pemerintahan kolonial, sekolah-sekolah, dan interaksi sosial.

Bahasa Belanda, misalnya, pernah menjadi bahasa resmi dalam administrasi dan pendidikan selama masa penjajahan Belanda.

Meskipun tidak semua lapisan masyarakat menguasainya, bahasa ini banyak menyumbang kosakata ke dalam bahasa Indonesia.

Baca Juga: Menjawab Pertanyaan, Selain Ekstrakurikuler dan Kompetisi, Apa Saja Aktivitas yang Pernah Dilakukan Sekolah yang Mendorong Interaksi Antarsiswa

Kata-kata seperti "kantor", "meja", "kursi", hingga "polisi" merupakan warisan linguistik dari masa kolonial yang masih digunakan hingga sekarang.

Selain bahasa, sistem pendidikan modern juga merupakan hasil pengaruh kolonial. Belanda mendirikan sekolah-sekolah seperti ELS (Europeesche Lagere School), HIS (Hollandsch-Inlandsche School), dan STOVIA, yang memperkenalkan metode pendidikan Barat.

Meskipun hanya terbatas bagi kalangan tertentu, sistem ini membuka jalan bagi lahirnya kaum terpelajar pribumi yang kemudian menjadi pelopor pergerakan nasional.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Kuncoro

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X