KRL, Stres, dan Solusi Digital! Ini Cerita Fairuz Menangkan Hati Juri EYSA 2025

photo author
- Selasa, 6 Mei 2025 | 12:00 WIB
Perjuangan Fairuz Tsany Raih Juara di ESRI Young Scholar Award 2025 (itb.ac.id)
Perjuangan Fairuz Tsany Raih Juara di ESRI Young Scholar Award 2025 (itb.ac.id)

ASPIRASIKU – Di tengah hiruk-pikuk kehidupan komuter di kawasan Jabodetabek, seorang mahasiswa magister dari Institut Teknologi Bandung (ITB) justru melihat peluang untuk menyuarakan hal yang sering terabaikan: kesehatan mental para pengguna KRL.

M. Fairuz Tsany, mahasiswa Magister Perencanaan Wilayah dan Kota ITB angkatan 2024, berhasil meraih juara ketiga dalam kompetisi bergengsi ESRI Young Scholar Award (EYSA) 2025, berkat gagasan inovatifnya yang menggabungkan teknologi pemetaan dengan isu kesehatan mental.

Pada babak final yang digelar di Fairmount Hotel Jakarta, Kamis (10/4/2025), Fairuz mempresentasikan karya bertajuk “Commuting to Well-Being: Mental Health Measurement & Support”.

Baca Juga: 5 Kebiasan yang Kamu Ciptakan Saat Bangun Pagi Hari Akan Merubah Hidupmu! Pelajari Satu Hal Baru Setiap Hari

Karya ini merupakan hasil refleksi dari pengalaman pribadinya sebagai pengguna KRL selama satu tahun saat bekerja di Jakarta.

Ia mengamati betapa perjalanan harian yang panjang dan penuh sesak dapat berdampak pada kualitas hidup dan kondisi mental para komuter.

“Saya tertarik mengikuti EYSA 2025 karena ingin mengangkat hasil proyek penelitian saya sebagai bentuk kepedulian terhadap stres yang dialami pengguna KRL, terutama mereka yang harus berjuang setiap hari menembus padatnya perjalanan untuk bekerja atau sekolah,” ujar Fairuz.

Baca Juga: Kuliah S1 di Tunisia! PPI Tunisia Buka Pendaftaran Beasiswa Tahun 2025

Melalui penelitian mendalam, ia menemukan korelasi kuat antara durasi perjalanan dengan tingkat stres.

Semakin lama waktu tempuh, semakin menurun pula kualitas hidup komuter. Yang lebih memprihatinkan, banyak dari mereka yang mengalami stres kronis justru tidak mencari bantuan profesional.

Faktor-faktor seperti stigma sosial, rendahnya literasi layanan psikologi, dan anggapan bahwa stres adalah bagian “normal” dari kehidupan urban menjadi penghalang utama.

Baca Juga: Inspirasi Desain Teras Rumah Minimalis yang Bikin Betah di Rumah

Menjawab tantangan itu, Fairuz merancang sebuah platform WebGIS berbasis teknologi ESRI yang dilengkapi fitur pemetaan lokasi layanan psikologis terdekat dan terpercaya.

Fitur ini diharapkan mampu menjembatani masyarakat dengan akses layanan yang cepat dan akurat.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Yoga Pratama Aspirasiku

Sumber: itb.ac.id

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X