ASPIRASIKU - Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, melakukan pertemuan dengan Kepala SMAN 1 Cikarang Utara, Didi Rosidi, untuk membahas polemik penghapusan wisuda yang sempat viral di media sosial.
Pertemuan ini dilakukan menyusul perdebatan hangat antara Dedi dan seorang alumni sekolah tersebut, Aura Cinta, yang menyoal kebijakan penghapusan acara wisuda.
Dalam perbincangan yang diunggah melalui kanal YouTube Dedi Mulyadi pada Selasa (29/4), Dedi menanyakan tradisi pelepasan siswa yang pernah dijalankan oleh SMAN 1 Cikarang Utara saat Aura masih bersekolah.
"Kalau sekarang kegiatan-kegiatan kayak wisuda, perpisahan, itu gimana? Dulu biayanya berapa?" tanya Dedi kepada Didi Rosidi.
Rosidi menjelaskan bahwa beberapa tahun lalu biaya pelepasan siswa mencapai Rp400 ribu lebih. Namun belakangan ini, kegiatan perpisahan dilaksanakan secara sederhana dan didanai oleh pihak sekolah.
Tak hanya membahas soal tradisi sekolah, Dedi juga menyinggung soal latar belakang Aura Cinta, remaja yang sebelumnya mengaku berasal dari keluarga miskin dalam perdebatan mereka.
"Namanya Agita itu alumni kita, lengkapnya Egalita Aurelia Devi Artamevia," ungkap Rosidi saat ditanya soal identitas asli Aura.
Gubernur Dedi pun kembali memastikan status ekonomi Aura, mengingat klaimnya sebagai keluarga kurang mampu.
"Dia termasuk yang tinggal di bantaran sungai? Keluarganya memang kategori tidak mampu?" tanya Dedi.
Rosidi membenarkan bahwa Aura masuk ke SMAN 1 Cikarang Utara melalui jalur afirmasi dengan Surat Keterangan Tidak Mampu (SKTM).
"Memang anak ini masuk melalui jalur SKTM. Dulu waktu daftar, dia termasuk dalam kategori keluarga ekonomi menengah ke bawah," jelas Rosidi.***