Pasalnya, kata Nia, SMA tempatnya sekolah di Sekolah Menengah Atas bukan SMA yang ada di jajaran top 1000 terbaik di Indonesia.
Baca Juga: 8 Tanda Mahasiswa Sedang Tidak Punya Uang tapi Tetap Mencoba Tenang
"Saya tak nyangka bisa diterima di UGM," kata Nia.
Pilihannya untuk kuliah di Teknik Nuklir didasari oleh hobinya membaca dan ketertarikannya pada teknologi nuklir sejak SMA.
Bahkan Nia mencoba menepis anggapan orang buat apa kuliah ambil nuklir, mau jadi apa dan segala macamnya.
Baca Juga: Mengapa Simbol Bahan Kimia Harus Menjadi Perhatian Bagi Pengguna Laboratorium? Ini Alasannya
"Mungkin banyak orang yang berpikir nuklir itu tidak baik. Padahal penggunaan teknologinya itu luas sekali," kata dia.
"Nuklir menurutnya bisa menjadi pembangkit daya, radiasi dalam dunia industri, sampai radiologi klinik untuk diagnosa medis," rincinya.
Arman, ayah Nia, yang awalnya ragu dengan keputusan putrinya untuk kuliah di Jawa, kini mendukung penuh impian Nia.
Nia pun mengucapkan terimakasihnya ke Perguruan Tinggi tempatnya kuliah saat ini karena telah diberi kesempatan kepada anak-anak tidak mampu dalam lanjutan pendidikan ke jenjang lebih tinggi.
"Terima kasih UGM," ucapnya.
Bahkan, diakuinya, ada banyak mahasiswa baru yang dapat beasiswa seperti dirinya di UGM.
Baca Juga: Daftar Universitas atau Perguruan Tinggi di Pringsewu, Lampung yang Menerima KIP Kuliah
Nia berharap dapat lulus tepat waktu dan nantinya bekerja di Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN) atau industri lain yang terkait dengan teknik nuklir untuk memajukan teknologi nuklir di Indonesia.***