Di tengah keramaian itu, dua siswa, Rama dan Sita, berdiri di ujung koridor, terpisah oleh kerumunan siswa yang sedang bermain dan bercakap-cakap.
Baca Juga: Cerpen Singkat Misteri, Menyusuri Gua Misterius di Gunung Terlarang
Rama: (bertatap-tatapan dengan Sita) Hei, kamu mau ikut ke kantin?
Sita: (senyum malu-malu) Tidak, aku sudah membawa bekal hari ini.
Rama: Oh, begitu ya. Kamu tadi ujian matematika bagaimana?
Sita: (tertawa kecil) Lumayan lah, tapi aku yakin kamu pasti mendapat nilai yang lebih bagus.
Rama: (tertawa) Aku tidak yakin, pelajaran matematika memang selalu membuatku bingung.
Baca Juga: Cerpen Singkat tentang Perjalanan Cinta di Taman Bunga
Sita: (tersenyum) Kamu bisa minta bantuan ke aku, kok. Aku bisa membantumu belajar matematika.
Rama: Wah, terima kasih banyak ya. Aku akan mengingat tawaran baikmu itu.
Sita: (tersenyum) Baiklah, aku tunggu kabarmu.
Mereka berdua saling tersenyum, namun keheningan terputus oleh suara bel yang menandakan istirahat telah usai.
Rama dan Sita terpaksa berpisah, namun senyum di wajah mereka masih bertahan.
Baca Juga: Cerpen Tentang Cinta, Surat Cinta di Waktu yang Berbeda
Di kemudian hari, Rama dan Sita sering bertukar pesan, membahas pelajaran, dan saling memberikan semangat.