ASPIRASIKU - Gilang Widya resmi mengundurkan diri dari jabatan Presiden Arema FC usai tragedi yang terjadi di Stadion Kanjuruhan.
Gilang Widya yang dikenal dengan Juragan 99 itu mengundurkan diri karena trauma atas tragedi Stadion Kanjuruhan. Pengunduran dirinya dari Arema FC langsung menjadi pembicaraan hangat.
Namun Budi Setiawan, Founder Football Institute, menilai pengunduran Gilang Widya dari Arema FC dinilai kurang tepat.
Hal ini dikarenakan kondisi Arema FC yang masih belum stabil dari segala aspek.
Gilang Widya sendiri merupakan pemegang saham 15 persen di Arema FC. Dimana kemunduran Gilang Widya dari Arema berdampak pada psikologis manajemen.
"Dia pemegang saham 15 persen, bersama Iwan Budianto 75 persen dan Raffi Ahmad 10 persen. Jadi, saya masih belum mengerti atau memahami jika keputusan Gilang mundur ini karena faktor sedih," kata Budi setiawan.
"Pengunduran Gilang sebagai Presiden Arema FC pelik dan bisa membuat Arema terpuruk. Meski mundur dia pemilik saham, dan sudah seharusnya ikut berpikir dan bertanggung jawab terhadap kondisi di Arema FC," imbuhnya.
Tidak hanya berdampak pada sosial, pengunduran Gilang Widya juga memungkinkan berdampak pada psikologis manajemen dan pemain.
"Terus yang berkembang di masyarakat atau suporter pun, dia mengatakan tidak mempunyai wewenang. Terus pertanyaanya, kenapa dia mau menjadi presiden? Itu (pengunduran Gilang Widya) akan berdampak sosial dan psikologis manajemen dan pemain," papar Budi setiawan.