ASPIRASIKU - Tragedi banjir dan longsor yang melanda sejumlah wilayah di Sumatera kini memasuki babak yang lebih mengkhawatirkan.
Dampaknya bukan hanya dirasakan oleh para korban dan infrastruktur yang rusak, namun juga memicu perhatian internasional karena skala bencananya ikut mengguncang kawasan Asia Tenggara.
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melaporkan jumlah korban meninggal dunia akibat bencana di Sumatera telah menembus di atas 442 jiwa, sementara 402 jiwa lainnya masih dinyatakan hilang.
Baca Juga: Nilai TKA Resmi Digunakan di Jalur SNBP 2026, CEK Syarat Masuk ITB
Angka ini masih bersifat sementara, mengingat banyak wilayah yang belum dapat dijangkau akibat infrastruktur terputus.
Dalam keterangan resminya, BNPB menyebut tragedi ini sebagai salah satu bencana paling mematikan dalam satu dekade terakhir.
“Berdasarkan data sementara, total korban meninggal dunia mencapai 442 jiwa, dan 402 jiwa masih dinyatakan hilang,” tulis BNPB, Senin, 1 Desember 2025.
ASEAN Ikut Berduka: 600 Korban Jiwa di Tiga Negara
Tragedi di Indonesia rupanya bukan satu-satunya yang melanda Asia Tenggara.
Dalam laporan Asia One pada Minggu, 30 November 2025, banjir dan longsor akibat hujan ekstrem di Indonesia, Malaysia, dan Thailand telah menewaskan sedikitnya 600 orang.
“Timbulkan 600 korban jiwa akibat banjir dan tanah longsor yang disebabkan hujan deras di 3 negara itu,” tulis Asia One.
Tim-tim penyelamat di seluruh kawasan ASEAN masih berjuang menembus jalur-jalur yang terputus, banyak di antaranya terendam air atau tertutup material longsor.
Baca Juga: BNPB Ungkap Fakta Mengerikan: Tapanuli–Sibolga Terisolir 4 Hari, Akses Putus 50 Km!