nasional

Luka di RSUD Karawang: Kisah Ayah yang Berdiri Sendiri Menuntut Keadilan untuk Buah Hati

Jumat, 16 Mei 2025 | 15:00 WIB
Luka di RSUD Karawang Kisah Ayah yang Berdiri Sendiri Menuntut Keadilan untuk Buah Hati ((YouTube.com / KDM Channel))

ASPIRASIKU - Di tengah lalu lintas hiruk pikuk pasien dan petugas medis di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Karawang, seorang pria berdiri sendiri.

Kaus hitam, celana jins, dan selembar karton bertuliskan kekecewaan jadi teman bisunya. Namanya Edwin Septian.

Warga Karawang ini memilih langkah yang tak biasa: berdemo seorang diri di halaman rumah sakit yang menurutnya telah merenggut nyawa sang buah hati.

Aksi Edwin itu sontak menggetarkan linimasa media sosial.

Baca Juga: Jokowi Nilai Meme Dirinya dan Prabowo Berlebihan: Bentuk Demokrasi yang Kebablasan

Banyak yang mengangkat kisahnya sebagai potret getir rakyat kecil yang merasa terpinggirkan dalam sistem layanan kesehatan yang seharusnya menjadi sandaran terakhir.

Edwin bukan aktivis, bukan pula orang yang biasa berteriak di jalanan. Ia hanyalah seorang ayah yang menuntut jawaban, kenapa anak pertamanya harus pergi di hari pertamanya melihat dunia.

Semua bermula dari kehamilan istrinya yang memasuki usia delapan bulan.

Kehamilan yang diwarnai harapan dan impian, mendadak berubah menjadi duka yang tak berkesudahan.

Baca Juga: Lakukan Mulai Sekarang! 5 Olahraga Cardio yang Paling Banyak Bakar Kalori

Edwin bercerita langsung kepada Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, saat sang gubernur menemuinya usai aksinya viral.

"Awalnya periksa di Dewi Sri, Pak. Tapi biayanya mahal. Akhirnya kami periksa di puskesmas," tutur Edwin, dengan suara yang ditahan getir, seperti dilansir dari YouTube Kang Dedi Mulyadi Channel, Kamis, 15 Mei 2025.

Ketika itu, pemeriksaan mengungkap kondisi serius: ari-ari menutupi jalan lahir. Risiko pendarahan tinggi mengintai istrinya.

Pilihan satu-satunya: segera tindakan medis. Maka, di tengah malam yang mencekam, Edwin bergegas membawa istrinya ke RSUD Karawang.

Halaman:

Tags

Terkini