“Kita akan melapis pengawasan eksternal pada SPPG ini selama seminggu lagi. Kemenkes, Kemendagri karena aparatnya di bawah Pemda, dan BPOM akan membantu BGN yang melakukan pengawasan internal setiap hari,” kata Budi.
Sekolah Juga Dilibatkan Awasi Makanan
Selain itu, sekolah penerima manfaat juga ikut dilibatkan. Guru maupun unit kesehatan sekolah diminta memastikan kondisi makanan sebelum dikonsumsi siswa.
“Setidaknya begitu makanannya datang, bisa dilihat apakah warnanya berubah, baunya aneh, atau fisiknya berlendir,” terang Budi.
Baca Juga: Lowongan Kerja Dibuka! Ini Persyaratan dan Jurusan di PLN Gorup 2025, CEK Lengkapnya
Pengawasan sederhana ini diharapkan bisa meminimalkan risiko keracunan di kalangan siswa penerima MBG.
Efektivitas MBG Dipantau dengan Survei Gizi
Untuk mengukur efektivitas, para penerima manfaat akan dipantau pertumbuhan fisiknya, termasuk tinggi dan berat badan, setiap enam bulan sekali.
Data tersebut akan diintegrasikan dengan program Cek Kesehatan Gratis (CKG).
Baca Juga: Lowongan Kerja Dibuka! Ini Persyaratan dan Jurusan di PLN Gorup 2025, CEK Lengkapnya
“Setiap tahun juga akan dilakukan survei gizi nasional, yang sebelumnya hanya fokus pada stunting. Ke depan akan ditambah untuk anak usia di atas 5 tahun,” ujar Budi.
Dengan langkah ini, Kemenkes berharap MBG tidak hanya berjalan aman, tetapi juga efektif meningkatkan status gizi anak-anak sekolah di Indonesia.***