Jakarta, ASPIRASIKU – Program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang digagas pemerintahan Presiden Prabowo Subianto masih menjadi sorotan publik.
Di balik tujuan mulia untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia, sejumlah persoalan di lapangan masih ditemukan, mulai dari kasus keracunan massal hingga rendahnya serapan anggaran.
Wakil Ketua Komisi IX DPR RI, Yahya Zaini, menilai keterlibatan sekolah dapat menjadi solusi atas permasalahan tersebut.
Ia mendesak Badan Gizi Nasional (BGN) untuk segera melibatkan sekolah dalam penyediaan MBG.
“Mengingat banyaknya kasus keracunan, perlu dipikirkan alternatif MBG dikelola sekolah bersama komite sekolah,” kata Yahya dalam keterangan pers, Senin (22/9/2025).
Menurut politikus Partai Golkar itu, pihak sekolah lebih memahami karakter anak didiknya sehingga makanan yang disajikan dapat lebih higienis, aman, dan sesuai selera siswa.
Selama ini, BGN diketahui masih menggandalkan mitra seperti yayasan dan UMKM untuk menyalurkan MBG.
Serapan Anggaran BGN Masih Rendah
Selain masalah kualitas, Yahya juga menyoroti rendahnya serapan anggaran BGN. Dari total alokasi Rp71 triliun, baru sekitar Rp13,2 triliun yang terserap atau sekitar 22 persen.
Baca Juga: Oknum TNI Diduga Pukul Pengemudi Ojol di Pontianak, Ratusan Driver Gelar Aksi Solidaritas
“Ini juga untuk mempercepat pencapaian target yang ditentukan. Mengingat serapan anggaran BGN masih rendah,” tegas Yahya.
Ia pun mendorong BGN untuk membuka kanal aduan publik agar transparansi dan akuntabilitas anggaran lebih terjaga.
“Kalau pengawasan lemah, dikhawatirkan akan memperbesar risiko penyalahgunaan anggaran,” tambahnya.