Jamaah Jumat rahimakumullah,
Dalam tafsirnya, Ibnu Katsir menerangkan bahwa Allah menurunkan 313 rasul dan 124 ribu nabi. Di antara para rasul yang dijadikan teladan adalah Nabi Ibrahim 'alaihissalam. Dalam menyongsong Idul Adlha ini sangat penting kita ingat, kita sebut, dan kita renungkan kembali kisah beliau kemudian kita teladani.
Selain sebagai nabi pilihan yang mendapat gelar khalilullah (kekasih Allah), Nabi Ibrahim juga disebut Abul Anbiya (bapak dari para Nabi) karena nabi-nabi sesudah beliau adalah dari dzuriyah-nya (keturunannya) nabi-nabi Bani Israil Nabi Ishaq, Ya`qub, Yusuf, Syuaib, Harun, Musa, sampai Nabi Isa 'alaihissalam.
Dan demikian juga junjungan nabi kita Muhammad bin Abdullah, bin Abdil Muthalib, bin Hasyim bin Abdi Manaf bin Qushay bin Kilab, bin Murroh bin Ka`ab, bin Luay, bin Ghalib, bin Fihir, (Fihri dilaqobi Quroisy) bin Malik bin Nadlor, bin Kinanah bin Khuzaimah, bin Mudrikah bin Ilyas, bin Mudlor bin Nizar bin Ma`ad bin `Adnan bin Nabi Isma`il bin Ibrahim AS.
Ibrahim as oleh Yahudi diklaim sebagai Yahudi, oleh kaum Nasrani diklaim sebagai pengikut Nasran, dan kaum musyrikin mengklaim bahwa mereka mengikuti millah Ibrahim. Untuk menolak anggapan mereka Allah turunkan ayat kepada Nabi Muhammad saw yang bunyinya:
مَا كَانَ إِبْرَاهِيمُ يَهُودِيًّا وَلَا نَصْرَانِيًّا وَلَٰكِنْ كَانَ حَنِيفًا مُسْلِمًا وَمَا كَانَ مِنَ الْمُشْرِكِينَ
"Ibrahim bukanlah Yahudi dan bukanlah Nasrani akan tetapi dia adalah yang bersih dan muslim dan dia bukan orang yang mensekutukan Allah" (QS. Ali Imran: 67).
Bahkan Allah sendiri memerintahkan kepada Nabi Muhammad saw, agar beliau senantiasa mengenang jasa-jasa Nabi Ibrahim as. Agar kita semua sebagai umat Muhammad tidak pernah melupakan keteladanan dan jasa Nabi Ibrahim as. dalam berbagai hal di antaranya:
Pertama Keteladanan dan keberaniannya ketika ingin mereformasi merubah masyarakatnya dan penguasanya dari penyembahan kepada materi, benda dan berhala-berhala kepada mengesakan Allah SWT. kalimat tauhid/kalimatul ikhlas laa ilaaha illallah bahwa tidak ada tuhan yang berhak disembah kecuali Allah, Terlebih dahulu Ibrahim As.
Menyampaikannya kepada ayahnya, dengan bahasa yang santun beliau sampaikan pemahaman. Sebagaimana telah dikisahkan dalam Al-Quran:
وَاذْكُرْ فِي الْكِتَابِ إِبْرَاهِيمَ إِنَّهُ كَانَ صِدِّيقًا نَّبِيًّا إِذْ قَالَ لِأَبِيهِ يَا أَبَتِ لِمَ تَعْبُدُ مَا لا يَسْمَعُ وَلا يُبْصِرُ وَلا يُغْنِي عَنكَ شَيْئًا يَا أَبَتِ إِنِّي قَدْ جَاءَنِي مِنَ الْعِلْمِ مَا لَمْ يَأْتِكَ فَاتَّبِعْنِي أَهْدِكَ صِرَاطًا سَوِيًّا يَا أَبَتِ لا تَعْبُدِ الشَّيْطَانَ إِنَّ الشَّيْطَانَ كَانَ لِلرَّحْمَنِ عَصِيًّا يَا أَبَتِ إِنِّي أَخَافُ أَن يَمَسَّكَ عَذَابٌ مِّنَ الرَّحْمَن فَتَكُونَ لِلشَّيْطَانِ وَلِيًّا قَالَ أَرَاغِبٌ أَنتَ عَنْ آلِهَتِي يَا إِبْرَاهِيمُ لَئِن لَّمْ تَنتَهِ لَأَرْجُمَنَّكَ وَاهْجُرْنِي مَلِيًّا قَالَ سَلامٌ عَلَيْكَ سَأَسْتَغْفِرُ لَكَ رَبِّي إِنَّهُ كَانَ بِي حَفِيًّا
"Dan ingalah dalam kitab Ibrahim sesungguhnya dia adalah orang yang benar lg seorang nabi, ingatlah ketika ia berkata kepada ayhnya wahai ayahku kenapa engkau meyembah apa-apa yang tidak bisa mendengar dan tidak bisa melihat? wahai ayahku sesungguhnya telah sampai kepadaku whyu, apa-apa yang tidak diberikan kepadamu, maka ikutilah aku aku tunjukkan jalan yag lurus, wahai ayahku janganlah engkau menyembah setan sesungguhnya setan itu bermaksiat kepada Allah.
Wahai ayahku sesungguhnya aku takut azdab Allah akan mnimpamu sehingga setan menjadi temanmu. Lalu ayah Ibrahim berkata kepada Ibrahim, Hai Ibrahim apakah engkau membenci tuhan- tuhabku? Sungguh jika engkau tidak berhenti membencituhan-tuhanku sungguh aku akan merajammu dan pergilah segera dariku. Ibrahim berkata semoga engkau selamat dan aku akan mendoakan untukmu agar Allah Tuhanku mengampunimu sesungguhnya Dia sangat baik kepadaku".(QS Maryam 41-47).