Hukum Menggabung Puasa Syawal dengan Puasa Qadha
Untuk penggabungan puasa Syawal dengan Puasa Qadha ini dibedakan hukumnya dari segi sahnya ibadah dan ganjaran pahala yang didapatkan.
Jika dilihat dari sisi sahnya ibadah, yakni puasa dengan 2 niat puasa, Syawal dan qadha Ramadhan maka ibadah puasa tersebut hukumnya sah.
Akan tetapi jika dilihat dari ganjaran pahalanya, maka pahala yang diperolah hanyalah puasa qadha Ramadhan.
Baca Juga: Bacaan Doa Harian, Saat Harapan Segera Terwujud yang Diajarkan Rasulullah
Hal tersebut sesuai dengan sabda Rasulullah saw, yang mensyaratkan agar berpuasa Ramadhan terlebih dahulu lalu berpuasa Syawal.
Dalam madzhab Syafii, untuk menggabungan dua niat ada beberapa pandangan sebagai berikut.
Pandangan pertama: yakni niat qadha dan niat puasa enam hari Syawal, maka pahala qadha dan pahala sunnah enam hari Syawal tetap dapat.
Baca Juga: Asnawi Mangkualam Sudah Gabung dengan Timnas Indonesia U-23 SEA Games 2021, Elkan Baggott Kapan?
Pandangan kedua: hanya berniat qadha, sedangkan puasa Syawal diniatkan untuk ditunda setelah qadha, maka pahala yang diperoleh hanya qadha saja, sedangkan pahala puasa enam hari di bulan Syawal tidak didapatkan.
Padangan ketiga: hanya berniat qadha, namun tidak berniat puasa Syawal setelah qadha, maka pahala yang diperoleh adalah pahala qadha dan mendapatkan pahala puasa sunnah enam hari Syawal sebagai jaminan.
Hal ini dikarenakan orang itu telah menyibukkan diri dengan puasa pada bulan Syawal.
Baca Juga: Lirik Lagu But You iKON, Lengkap dengan Terjemahannya
Kesimpulan dari pandangan-pandangan di atas adalah barang siapa yang menginginkan pahala sempurna seperti puasa setahun penuh, hendaklah ia mendahulukan mengganti puasa Ramadhannya terlebih dahulu kemudian baru puasa Syawal.
Adapun mengggabungkan niat puasa Syawal dan niat qadha’, atau mendahulukan puasa Syawal dari qadha’, puasanya sah, namun pahala sempurna (puasa setahun penuh) tidak diperoleh.